kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ketidakpastian mulai surut, aliran dana asing berpotensi masuk ke dalam negeri


Jumat, 13 November 2020 / 17:52 WIB
Ketidakpastian mulai surut, aliran dana asing berpotensi masuk ke dalam negeri
ILUSTRASI. menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur BI di Jakarta, Kamis (17/9/2020).


Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) melihat prospek baik terkait aliran dana asing ke pasar emerging market di masa mendatang. Hal ini juga termasuk prospek mengalirnya arus modal asing alias capital inflow ke pasar keuangan dalam negeri. 

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, prospek baik ini disebabkan oleh mulai turunnya ketidakpastian yang terjadi di pasar keuangan global, terutama setelah pemilihan umum di Amerika Serikat (AS) selesai. 

Hal ini ditunjukkan dengan penurunan indeks Credit Default Swap (CDS) tenor 5 tahun ke 72,68 basis poin (bps) per 12 November 2020, dari 81,63 bps per 6 November 2020. Hal ini merupakan cerminan bahwa risiko berinvestasi di Indonesia yang semakin turun.

Baca Juga: BI memperkirakan akan terjadi inflasi 0,21% mom pada November 2020

“Dan ini membawa beberapa perbaikan baik berkaitan dengan aliran portofolio asing ke emerging market, harga obligasi, saham, dan tekanan ke nilai tukar negara berkembang, termasuk ke Indonesia,” kata Perry dalam rapat bersama dengan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Kamis (12/11). 

Sehubungan dengan hal itu, BI mencatat adanya aliran modal asing yang masuk ke pasar keuangan domestik dari bulan Oktober 2020 lalu. Yang terbaru, berdasarkan data transaksi 9 November 2020 hingga 12 November 2020, arus modal asing yang mengalir ke pasar keuangan domestik tercatat sebesar Rp 7,18 triliun. 

Ini tercatat dengan asing beli neto di pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 4,71 triliun dan beli neto di pasar saham sebesar Rp 2,47 triliun dalam periode tersebut.

Dengan mulai terus mengalirnya aliran modal asing ke pasar keuangan domestik, ini tentu akan membawa kabar gembira bagi prospek pertukaran nilai tukar rupiah. 

Bahkan ke depannya, Perry optimistis kalau nilai tukar rupiah akan kembali menguat karena melihat level rupiah sekarang secara fundamental masih undervalued

Selain ditopang dengan daya tarik aset keuangan domestik yang tinggi dan premi risiko yang menurun, ini juga didukung oleh inflasi yang rendah, defisit neraca transaksi berjalan yang rendah, juga bank sentral yang mengaku akan terus memperkuat kebijakan stabilitas nilai tukar rupiah agar mendukung pemulihan ekonomi. 

Baca Juga: Ternyata ini penyebab lambatnya penyaluran kredit menurut OJK dan bankir

Akan tetapi, Perry tetap mengingatkan kalau meski ketidakpastian mulai menurun, Indonesia tetap harus waspada karena ketidakpastian masih tetap tinggi. 

“Ini disebabkan oleh berbagai faktor geopolitik yang bisa saja muncul serta risiko adanya gelombang kedua atau second wave dari pandemi Covid-19,” pungkas dia.

Selanjutnya: Pekan kedua November 2020, arus modal asing masuk capai Rp 7,18 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×