kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.491.000   3.000   0,20%
  • USD/IDR 15.520   70,00   0,45%
  • IDX 7.649   21,99   0,29%
  • KOMPAS100 1.191   3,68   0,31%
  • LQ45 949   0,60   0,06%
  • ISSI 231   1,38   0,60%
  • IDX30 486   0,61   0,12%
  • IDXHIDIV20 584   0,36   0,06%
  • IDX80 136   0,39   0,29%
  • IDXV30 142   0,69   0,49%
  • IDXQ30 162   0,37   0,23%

Ketidakpastian Global Meningkat, Gubernur BI: Perlu Hati-hati Merespons Kebijakan


Rabu, 16 Oktober 2024 / 15:03 WIB
Ketidakpastian Global Meningkat, Gubernur BI: Perlu Hati-hati Merespons Kebijakan
ILUSTRASI. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan, ketidakpastian ekonomi global tersebut, memerlukan kehati-hatian dalam merumuskan respons kebijakan dalam memitigasi dampak rambatan global.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Ketidakpastian perekonomian global kembali meningkat. Ketegangan geopolitik di Timur Tengah telah mendorong meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan, ketidakpastian ekonomi global tersebut, memerlukan kehati-hatian dalam merumuskan respons kebijakan dalam memitigasi dampak rambatan global.

“Ini termasuk dalam mendorong aliran masuk modal asing dan memperkuat stabilitas nilai tukar, guna menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi,” tutur Perry dalam konferensi pers, Rabu (16/10).

Perry membeberkan, ketidakpastian perekonomian dan pasar keuangan global sejalan dengan proyeksinya yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan tumbuh melambat sebesar 3,2% pada 2024.

Selain itu, Ia mencatat, kondisi inflasi global sedang berada dalam tren penurunan sehingga mendorong konvergensi pelonggaran kebijakan moneter, khususnya di negara maju.

Baca Juga: Bank Indonesia Pertahankan BI Rate 6% Pada Rapat Bulan Oktober 2024

Di Amerika Serikat (AS), rilis tingkat pengangguran terkini menunjukkan perbaikan di tengah prospek inflasi yang lebih rendah sehingga mendorong ekspektasi pelaku pasar terhadap penurunan Fed Funds Rate (FFR) yang lebih rendah dari prakiraan semula.

“Hal tersebut menyebabkan kenaikan yield US Treasury tenor 2 dan 10 tahun dan indeks dolar AS (DXY),” kata Perry.

Ke depan, Perry meramal tren penurunan suku bunga kebijakan negara maju, khususnya AS diperkirakan tetap berlanjut, meskipun dinamika ketegangan geopolitik perlu terus dicermati.

Meski begitu, Ia menekankan respons kebijakan dalam memitigasi dampak rambatan global tersebut harus dilakukan dengan kehati-hatian.

Sebagai informasi, memutuskan menahan suku bunga acuan atau BI rate di level 6% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI 15-16 Oktober 2024.

Sejalan dengan itu, suku bunga deposit facility juga dipertahankan di level 5,25%, dan suku bunga lending facility dipertahankan di level 6,75%.

Selanjutnya: Rombak Jajaran Direksi dan Komisaris, Reza P. Armadi Jadi Dirut Fintech Batumbu

Menarik Dibaca: Promo Hypermart Dua Mingguan Terbaru, Nugget-Chicken Fillet Diskon Rp 10.000

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK

[X]
×