kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Keren! Lima ventilator made in Indonesia lolos uji Kemenkes siap produksi massal


Minggu, 21 Juni 2020 / 08:52 WIB
Keren! Lima ventilator made in Indonesia lolos uji Kemenkes siap produksi massal
ILUSTRASI. Pekerja menyelesaikan perakitan akhir mesin ventilator portabel bernama Ventilator Indonesia atau Vent-I di PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Jawa Barat, Rabu (20/5/2020). Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan PTDI bekerja sama untuk memproduksi Ventila


Reporter: Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produk alat kesehatan yang paling dibutuhkan oleh pasien terinfeksi virus corona Covid-19 yakni ventilator, kini sudah bisa diproduksi di dalam negeri secara massal 

Sebanyak lima jenis ventilator made in Indonesia atau produksi dalam negeri sudah mendapatkan sertifikat kelayakan edar dari Kementerian Kesehatan.

Saat ini lima produk ventilator made in Indonesia sedang menjalani proses produksi massal sehingga bisa segera digunakan oleh rumahsakit-rumah sakit di seluru Indonesia.

Penggunaan ventilator made in Indonesia ini juga dipamerkan oleh Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat.

"Ventilator untuk membantu pernafasan pasien Covid-19 made in ITB, UNPAD,Polman dkk ini sudah beredar dan digunakan dimana-mana, baik Rumah Sakit di Jawa Barat maupun provinsi lainnya. Hanya dengan harga 5% dari ventilator impor Rp 500 juta - Rp 700 juta dan fungsinya setara. Mari dukung terus karya anak bangsa sendiri," kata Ridwan Kamil di akun instagramnya.

Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek/BRIN) merespons dengan cepat penanggulangan pandemi Covid-19 dengan membentuk Konsorsium Riset dan Inovasi. 

Pembentukan Tim Riset dan Inovasi ini merupakan gerak cepat para inovator Indonesia dalam negeri sehingga menghasilkan 57 produk inovatif guna menanggulangi pandemi Covid-19.

Produk tersebut telah diluncurkan pada Hari Kebangkitan Nasional tanggal 20 Mei 2020 oleh Presiden Joko Widodo. 

SELANJUTNYA>>>

Diantaranya 5 jenis ventilator yang dikembangkan anggota Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 telah berhasil mengantongi Izin Edar dari Kementerian Kesehatan, setelah lulus uji sertifikasi dari Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Kementerian Kesehatan. 

Setelah mengantongi izin edar, kelima ventilator tersebut segera memasuki tahap produksi massal, dan bahkan beberapa sudah menghasilkan ratusan produk yang sudah dimanfaatkan oleh rumah sakit dalam membantu menyelamatkan pasien Covid-19. 

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro sanag bangga dengan keberhasilan Tim Konsorsium Covid-19. 

"Bayangkan, riset dan inovasi yang biasanya di proposal dilakukan minimal dalam satu tahun anggaran, ini hanya dalam hitungan 3 bulan, sudah menghasilkan produk-produk inovasi yang berkualitas, luar biasa dan sangat dibutuhkan bangsa Indonesia, yang pada saat yang sama, bangsa lain juga sedang berlomba-lomba  membuatnya," ungkap Bambang PS Brodjonegoro di Gedung BJ Habibie, Provinsi DKI Jakarta, Jumat (19/6). 

Menurut Bambang konci keberhasilan ini adalah kolaborasi, kemitraan, dan kerja sama. "Adanya pandemi Covid-19 yang merupakan tantangan berat bangsa Indonesia dan global saat ini yang terbukti dapat menyatukan tekad dan semangat para inventor dan inovator dari kalangan pemerintah, akademisi, dan pihak swasta untuk berkolaborasi dan bekerja sama mengatasi pandemi bersama-sama,” lanjut Bambang PS Brojonegoro. 

Kelima jenis ventilator tersebut adalah : 

  • 1) BPPT3S-LEN

BPPT3S-LEN merupakan ventilator berbasis Ambu Bag dan Cam dikembangkan BPPT bersama PT LEN. 

Ventilator BPPT3S-LEN telah mengantongi Nomor Izin Edar Alat Kesehatan KEMENKES RI ADK 20403020870 dan sekarang ini PT LEN sedang proses produksi 100 unit ventilator.

  • 2) GERLIP HFNC-01

Ventilantor ini dikembangkan LIPI bekerja sama dengan PT Gerlink Utama Mandiri. 

SELANJUTNYA>>>

Penggunaan jenis ventilator HFNC ( High Flow Nasal Cannula) untuk mencegah pasien tidak sampai gagal nafas dan tidak harus diinkubasi menggunakan ventilator invasive dengan cara memberikan terapi oksigen beraliran tinggi dan sampai saat ini sudah diproduksi 5 unit. 

Saat ini ventilator GERLIP HFNC-01 telah mengantongi Nomor Izin Edar Alat Kesehatan Kemenkes RI ADK 20403020951. 

  • 3. Vent-I Origin 

Vent-I merupakan model ventilator Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) dikembangkan Yayasan Pembina Masjid Salman ITB bersama Unpad dan ITB. 

Vent-I telah mengantongi Nomor Izin Edar Alat Kesehatan Kemenkes RI ADK 20403020696. 

Hingga Jumat (19/6) lalu Vent-I sudah diproduksi sebanyak 139 unit. Ventilator Vent-I produksi pertama yang telah didistribusikan kepada RS yang membutuhkan. 

Sementara ini total target produksi Vent-I sekitar 800-900 unit. 

  • 4. Covent -20 

Ventilator Covent-20 merupakan ventilator hasil kolaborasi dari para peneliti di Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) dan Fakultas Kedokteran UI (FKUI), Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), RSUP Persahabatan Jakarta, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta II Jurusan Teknik Elektromedik. 

Ventilator Covent -20 mudah dibawa dan dapat digunakan dalam keadaan darurat. Covent -20 memiliki 2 (dua) mode operasi yaitu mode CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) dan CMV (Continuous Mandatory Ventilation). 

Mode Ventilasi CPAP dioperasikan ketika kondisi pasien masih sadar untuk membantu oksigenasi ke paru-paru pasien. 

Sedangkan Mode CMV dioperasikan ketika pasien tidak sadar atau mengalami kesulitan mengatur pernafasannya untuk mengambil alih fungsi pernafasan pasien. 

Kedua mode tersebut dapat digunakan pada saat pasien berada di rumah maupun dalam perjalanan (di mobil ambulans), namun tidak untk digunakan di ruang isolasi.

SELANJUTNYA>>>

Ventilator Covent-20 telah mengantongi Nomor Izin Edar Alat Kesehatan Kemenkes AKD 20403021003. 

Saat ini ventilator Covent-20 dan telah diproduksi sekitar 300 unit oleh beberapa mitra Produsen Alat Kesehatan (Alkes) diantaranya PT Enesers Mitra Berkah, PT Graha Teknomedika, dan PT Pindad dan dikalibrasi oleh beberapa mitra Perusahaan Kalibrasi Alkes. 

  • 5. Dharcov-23S

Ventilator Dharcov-23S  merupakan ventilator untuk Emergency CMV dan CPAP berbasis pneumatic Dharcov-23S. 

Ventilator ini  dikembangkan oleh BPPT bekerja sama dengan PT Dharma Precission Tools dan telah mengantongi Nomor Izin Edar Alat Kesehatan Kemenkes RI AKD 20403020892. 

Pada saat ini, Dharcov-23S telah memasuki fase produksi masal. Total unit dalam batch pertama yang akan diproduksi adalah sebanyak 200 unit ventilator. 

Adapun sampai dengan tanggal 19 Juni 2020 telah selesai diproduksi dan terkalibrasi sebanyak 100 unit. 

Sedangkan sisanya akan selesai pada akhir minggu ke tiga bulan Juni 2020. 

Selain kelima ventilator tersebut, BPPT bekerja sama dengan PT Polijaya juga sedang mengembangkan BPPT3S-Poly yang masih dalam uji sertifikasi. 

Sementara Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta bekerja sama dengan Toyota dan industri lokal, mengembangkan tiga jenis ventilator, yakni versi fully featured ventilator (high end), versi low cost dan versi ambu bag conversion. 

Selain itu, Institut Teknologi Surabaya (ITS) melalui Tim Ventilator Departemen Teknik Fisika ITS telah menciptakan Simple and Low-Cost Mechanical Ventilator atau Robot Ventilator.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×