Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Bonus demografi harus bisa dimanfaatkan Indonesia agar memberikan kontribusi yang positif bagi pembangunan.
Demikian hal itu dikatakan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Fasli Jalal dalam Seminar Nasional Kependudukan yang diselenggarakan BKKBN dan Ikatan Peminat dan Ahli Demografi Indonesia (IPADI) di Auditorium BKKBN Pusat, Kamis, (17/10).
"Peluang atau bonus demografi yang akan diperoleh Indonesia pada tahun 2020-2030 adalah dampak dari keberhasilan kebijakan perencanaan kependudukan pada tahun-tahun yang lampau, karena itu bonus demografi harus bisa dimanfaatkan," tutur Fasli
Ia menjelaskan, ada empat prasyarat agar bonus demografi ini dapat digapai, yakni pertama, penduduknya harus berkualitas.
Kedua, penduduk usia produktif harus terserap pasar tenaga kerja secara maksimal.
Ketiga, meningkatnya tabungan rumah tangga dan empat adalah tenaga kerja perempuan harus terserap tenaga kerja di pasar kerja.
Atas alasan itu, Fasli berharap, IPADI berperan aktif dan terus memberikan kontribusinya, sehingga Indonesia tidak terjebak dalam kelompok ekonomi berpendapatan menengah. Tetapi, justru menjadi kelompok negara berpendapatan tinggi.
Selain itu, ia juga menilai, isu pengendalian penduduk sangat strategis dan harus dapat dikendalikan oleh seluruh bangsa. Para ahli kependudukan harus menjadi kelompok terdepan yang mengkaji masalah kependudukan.
Pada kesempatan itu, Pelaksana Tugas Ketua IPADI Sudibyo Alimoeso melaporkan, seminar kependudukan dilaksanakan dalam rangkaian kegiatan kongres IPADI ke-9 untuk memilih ketua umum yang baru dan dihadiri oleh 350 orang, baik pengurus pusat maupun daerah IPADI.
“IPADI adalah organisasi profesi yang didirikan pada 19 Desember 1973, dan baru dipimpin 4 orang tokoh,” ujar Sudibyo. Keempat tokoh itu adalah Nathanael Iskandar, Kartomo Wirosuhardjo, Haryono Suyono, dan (alm) Rozi Munir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News