Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Johannes Baptista Sumarlin atau yang dikenal sebagai JB Sumarlin telah menghembuskan nafas terakhir Kamis siang tadi (6/2) pukul 14:15 WIB. Menteri Keuangan Sri Mulyani pun turut menyatakan rasa dukanya atas berpulangnya mantan menteri keuangan tersebut.
Sri Mulyani mengingat JB Sumarlin sebagai salah satu dosennya di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Menurutnya, sosok JB Sumarlin merupakan sosok yang sangat berkomitmen dengan pekerjaannya.
"Jadi ada memori sebagai pengajar, beliau sebagai menteri datang mengajar mengggunakan jas,dilepas. Komitmennya luar biasa kalau mengajar," kata Sri Mulyani, di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (6/2).
Baca Juga: Menteri Keuangan era Orde Baru JB Sumarlin meninggal dunia
Tak hanya sebagai pengajar, Sri Mulyani pun mengenang JB Sumarlin sebagai salah satu ekonom dengan berbagai gebrakan. Berbagai gebrakan yang dilakukan seperti Gebrakan Sumarlin I dan Sumarlin II hingga paket kebijakan 27 Oktober 1988 atau Pakto 88.
"Itu semua dilakukan waktu beliau menjadi menteri terutama menteri keuangan," kata Sri Mulyani.
Gebrakan Sumarlin I adalah pengetatan moneter dengan cara menaikkan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang dilakukan pada 1987. Saat itu, gebrakan Sumarlin I berhasil mendorong angka pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5,7% di 1988.
Sementara, Gebrakan Sumarlin II kembali dilakukan pada Maret 1991. Gerakan tersebut mampu menahan laju inflasi secara bertahap menjadi 4,9% pada 1992.
Ada pula Paket kebijakan 27 Oktober 1988 atau Pakto 88. Ini merupakan paket kebijakan deregulasi perbankan di 1988.
Menurut Sri Mulyani, kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh JB Sumarlin masih bisa dipelajari hingga saat ini. Apalagi, dalam merespons perekonomian yang terkadang menghadapi gejolak seperti peningkatan harga minyak, perang dan berbagai lainnya.
"Jadi poinnya sebetulnya, kalau kita lihat masa lalu masih relevan. Kondisi global dengan harga komoditas yang bergejolak yang kemudian meninggalkan banyak sekali dampak ke dalam ekonomi indonesia yang harus direspons dengan kebijakan yangg kadang juga tidak populer, seperti kenaikan suku bunga, pengendalian inflasi. Itu semua memberikan pelajaran penting bagi kita semua," kata Sri Mulyani.
Baca Juga: Sri Mulyani bilang bapak-bapak ciptakan ketidakpastian global, kenapa?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News