Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Center of Macroeconomics and Finance Institute for Development of Economics and Finance (Indef) M. Rizal Taufikurahman meminta pemerintah untuk mengkaji ulang kebijakan penyesuaian tarif dasar listrik (TDL) yang berpotensi akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di tahun ini.
“Kebijakan penyesuaian TDL ini pemerintah meski berpikir ulang dan menghitung ulang bahkan memilih dan memilah kebijakan apakah sudah tepat,” kata Rizal dalam Konferensi Pers Indefs, Rabu (11/5).
Selain itu, kebijakan ini juga akan mempengaruhi tingkat konsumsi rumah tangga, dimana kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi lebih dari 60%. Sementara tingkat konsumsi rumah tangga pada kuartal I-2022 tercatat tumbuh 4,34% yoy.
Padahal untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2% , dibutuhkan pertumbuhkan konsumsi rumah tangga di atas 5%.
“Hal ini tentu akan menekan pertumbuhan ekonomi, padahal pertumbuhan ekonomi kita sangat signifikan dari konsumsi rumah tangga di atas 60% kontribusinya,” kata Rizal.
Baca Juga: Pengamat Energi Sebut Saat Ini Tidak Tepat Menaikkan Harga BBM, Listrik, dan Elpiji
Dalam paparannya, apabila penerapan tarif adjustment pelanggan non subsidi kembali diberlakukan, maka diperkirakan dapat memberikan dampak terhadap konsumsi rumah tangga minus 0,201% dan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) akan turun hingga minus 0,114%.
“Ini akan sangat signifikan dalam pencapaian target asumsi makro. Dampak perubahan TDL terjadi fluktuasi,” katanya
Dirinya juga mengatakan, kenaikan TDL pada tahun 2013 juga mendorong terjadinya perlambatan pada pertumbuhan konsumsi rumah tangga sehingga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
“Perubahan tarif di 2013 pun justru menurunkan konsumsi dan ini sudah terjadi,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News