Reporter: Bambang Rakhmanto | Editor: Edy Can
JAKARTA. Pemerintah menyambut baik rencana Fitch Ratings untuk menaikkan peringkat surat utang Indonesia. Jika hal itu dilakukan, beban surat utang pemerintah bakal semakin enteng.
Akhir tahun lalu, PT Fitch Ratings Indonesia menyatakan, peringkat utang Indonesia bisa mencapai level investment grade pada kuartal I 2001. Saat ini, peringkat utang Indonesia berada di level BB+ atau satu tingkat dari level investment grade.
Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan, setiap kenaikan rating satu level akan berpotensi menurunkan imbal hasil (yield) untuk penerbitan obligasi valas baru dalam kisaran 75-115 basis poin. "Sekarang ini biaya untuk pembayaran bunga adalah sekitar Rp 100 triliun. Kalau rating naik, pasti ada penghematan," ujar Agus.
Menurut Agus, kenaikan rating juga akan menguntungkan rencana penerbitan obligasi global. Pada semester pertama tahun ini, pemerintah berencana menerbitkan obligasi global. Pemerintah sudah menunjuk tiga penjamin emisi yaitu JP Morgan, UBS, dan Deutche Bank. "Kalau hanya perlu satu tranche, maka kami terbitkan satu. Namun kalau bisa lebih dari satu, itu akan tergantung kondisi pasar," kata Agus.
Agus menambahkan, kenaikan peringkat surat utang ini akan mendorong peningkatan investasi. "Kami melihat semakin banyak sisi positif dari Indonesia dan kalau seandainya Fitch bisa membantu dengan menaikkan rating, kami menyambut dengan baik," katanya.
Lembaga peringkat terakhir yang menaikkan rating Indonesia adalah Moody's yaitu pada pertengahan Januari lalu. Moody's menaikkan rating Indonesia dari Ba1 menjadi Ba2, atau satu level di bawah investment grade. Sementara lembaga rating yang sudah memberikan status investment grade bagi Indonesia adalah Japan Credit Rating Agency (JCRA).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News