Reporter: Havid Vebri | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Keputusan PT Pertamina menaikkan harga elpiji 50 kilogram (kg) dari Rp 470.000 menjadi Rp 670.000 per tabung memukul para pelaku industri. Pengguna elpiji 50 kg ini kebanyakan kalangan industri, seperti restoran, hotel, dan bakeri.
Mereka ini yang terkena dampak langsung kenaikan elpiji 50 kg tersebut. Ketua Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) Eddy Sutanto mengaku, kenaikan harga elpiji 50 kg sangat berdampak terhadap industri restoran.
"Tapi, berapa besar dampaknya, belum kami hitung," ujarnya. Yang jelas, biaya energi menyumbang 3% terhadap biaya produksi di industri restoran.
Pelaku Industri meyayangkan Pertamina tak melibatkan mereka dalam rencana kenaikan harga. "Itu naik secara sepihak," kata Eddy.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Bakery Indonesia (APEBI), Chris Hardijaya, juga keberatan dengan kenaikan harga elpiji itu. Apalagi, sebelumnya, industri juga terpukul oleh kenaikan tarif listrik dan upah buruh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News