Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harapan The Federal Reserve (The Fed) untuk mulai memangkas suku bunga acuan pada tahun 2023 makin pupus.
Sebab, kondisi Amerika Serikat (AS) saat ini masih dipenuhi dengan ketidakpastian. Mulai dari inflasi dan risiko gagal bayar utang.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengungkapkan, saat ini tingkat inflasi di Paman Sam masih tinggi.
Kemudian, risiko gagal bayar utang di AS disambut dengan keinginan menetapkan plafon utang (debt ceiling).
Baca Juga: Fundamental Ekonomi Positif, Aliran Masuk Dana Asing Diprediksi Berlanjut
"Dengan situasi yang terjadi di AS saat ini, harapan pasar bahwa The Fed akan pangkas suku bunga di tahun ini agak pupus," tutur Josua kepada Kontan.co.id, Minggu (28/5).
Bahkan, Josua juga melihat ada kemungkinan The Fed kembali menaikkan suku bunga acuan dalam pertemuan Juni 2023 atau Juli 2023.
Kenaikan akan berkisar 25 basis poin (bps). Atau dengan kata lain, meski ada kenaikan, tidak akan seagresif pada tahun lalu.
Mengingat, kondisi kenaikan suku bunga juga mengandung risiko gonjang-ganjing perekonomian AS. Pun memperlebar kemungkinan AS jatuh ke jurang resesi.
Nah baru, pada awal tahun 2024, Josua melihat The Fed akan mulai menurunkan suku bunga acuan seiring dengan harapan inflasi yang makin melandai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News