kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kemtan klaim produksi beras Juli hingga September tahun ini surplus


Rabu, 12 September 2018 / 19:48 WIB
Kemtan klaim produksi beras Juli hingga September tahun ini surplus
ILUSTRASI. Petani panen padi


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kemtan) mengklaim produksi beras pada Juli hingga September tahun ini surplus. Di bulan Juli 2018, surplus beras mencapai 2,93 juta ton

Hitungannya, potensi produksi beras mencapai 5,43 juta ton dengan perkiraan konsumsi sebesar 2,49 juta ton. Terdapat luas panen seluas 1,5 juta hektare (ha) dengan potensi produksi padi sebesar 8,6 juta ton gabah kering giling (gkg).

Di bulan Agustus 2018, terdapat surplus beras sebesar 2,06 juta ton. Dihitung dari perkiraan produksi beras sebanyak 4,58 juta ton dan perkiraan konsumsi beras 2,52 juta ton. Luas panen di bulan Agustus 2018 seluas 1,4 juta ha dengan potensi produksi padi sebesar 7,3 juta ton gkg.

Sementara, surplus beras di September 2018 mencapai 1,9 juta ton, dari perkiraan produksi sebesar 4,4 juta ton dan konsumsinya sebesar 2,49 juta ton. Luas panen bulan ini seluas 983.377 ha dengan potensi produksi padi sebesar 7 juta ton gkg.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kemtan Sumardjo Gatot Irianto mengatakan, produksi padi tahun ini diperkirakan lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Bahkan, produksi padi diperkirakan mencapai 83 juta ton dari target sebear 82 juta ton.

"Target kami 82 juta ton, namun tahun ini di atas itu. Kalau tahun lalu produksi sekitar 81 juta ton," ujar Gatot usai menghadiri rapat kerja bersama Komisi IV DPR, Rabu (12/9).

Menurut Gatot, produksi tahun ini meningkat dikarenakan luas tanam bertambah, produktivitas tanaman naik, dan serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) menurun.

Ketua Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) Dwi Andreas mengatakan, produksi gabah di panen gadu biasanya memang lebih tinggi dibandingkan panen di musim pertama. Akan tetapi menurutnya produksi di tahun ini lebih rendah dibandingkan tahun lalu.

"Produktivitas di musim gadu memang lebih tinggi, tetapi tahun ini kan terkena kekeringan. Kesimpulan kami di musim panen kedua tahun ini, produksinya lebih rendah daripada produksi di panen kedua tahun lalu," tandas Dwi.

Dwi pun menyampaikan, hingga saat ini produktivitas gabah baru sekitar 4,7 ton gkg per ha. Padahal, berdasarkan perkiraan Kemtan, produksi padi di September mencapai 7 juta ton gkg dengan luas panen hampir mencapai 1 juta ha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×