Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kemtan) bersama dengan FAO ECTAD Indonesia menggalakkan berbagai upaya untuk meningkatkan kewaspadaan munculnya penyakit infeksi baru (PIB). Ini mengingat Indonesia merupakan satu titik di Asia Tenggara yang berisiko terkena pandemik penyakit infeksi baru seperti flu burung, Mers-COV dan lainnya.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mewaspadai munculnya penyakit baru ini dilakukan melalui program Emerging Pandemic Threat (EPT-2) yang didanai USAID.
"Para ahli memperkirakan 5 penyakit baru pada manusia muncul tiap tahun, 3 diantaranya bersumber dari binatang atau bersifat zoonosis. Apabila pengendalian penyakit zoonosis yang bersumber dari hewan tidak dilakukan dengan baik, maka risiko yang timbul lebih besar dari nilai ekonomi karena menyangkut nyawa manusia,” ujar Direktur Kesehatan Hewan Kemtan Fadjar Sumping Tjatur Rasa seperti yang tertera dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Senin (30/7).
Menurut Fadjar , dalam tiga tahun ini, pihaknya terus meningkatkan kemampuan para petugas kesehatan dilapangan untuk bias mendeteksi secara dini, mencegah dan mengendalikan ancaman pandemik tersebut. Dia bilang, lewat kegiatan surveilans triangulate, penyakit belum muncul, tetapi agen penyakit bisa diidentifikasi terlebih dahulu. Dengan begitu, langkah antisipasi dapat dilakukan.
Fadjar menyebutkan, pendekatan One Health menitikberatkan pada gagasan bahwa permasalahan yang berimbas pada kesehatan manusia, hewan dan lingkungan hanya dapat dipecahkan dengan kerjasama lintas sektor.
Beberapa pencapaian yang telah dilakukan Kemtan bersama dengan FAO ECTAD Indonesia dan Lembaga-lembaga lain, salah satunya melalui penunjukan empat wilayah proyek percontohan di Bengkali, Ketapang, Boyolali dan Minahasa dalam mencegah dan mengendalikan PIB dan zoonosis dengan pendekatan ‘One Health.
Tak hanya itu, ada pula kolaborasi lintas sektor, antara Kemtan dan Kemenkes dalam mengendalikan resistensi antimikroba dengan mengurangi penggunaan antibiotic pada hewan ternak, dan meningkatkan praktik biosekuriti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News