Reporter: Benedicta Prima | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - KENDAL. Kementerian Perindustrian (Kemprin) menargetkan peningkatan ekspor furnitur nasional mencapai US$ 5 miliar dalam dua tahun ke depan. Selain itu, tenaga kerja khususnya di Jawa Tengah diperkirakan meningkat menjadi sebanyak 101.346 orang dalam dua tahun ke depan.
Industri furnitur memiliki peran strategis dalam perekonomian Indonesia terutama karena sifatnya yang padat karya dan memiliki catatan kinerja ekspor yang cukup baik. "Pemerintah berupaya mengoptimalkan potensi industri furnitur," ungkap Menteri Perindustrian Airlangga Hartono saat memberi sambutan peresmian Politeknik Industri Furnitur di Kawasan Industri Kendal, Kamis (10/1).
Periode Januari-Oktober 2018 neraca perdagangan produk furnitur mencatat surplus sebesar US$ 99,1 juta, dengan nilai ekspor mencapai US$ 1,4 miliar atau naik 4,83% pada periode yang sama di tahun 2017.
Kendati tumbuh positif, kinerja ekspor furnitur mash relatif kecil dibandingkan dengan potensi bahan baku yang dimiliki. Sebab, menurut data Kemenperin, sekitar 46,46% wilayah Indonesia merupakan kawasan perhutanan. Sedangkan, Provinsi Jawa Tengah merupakan basis industri furnitur dan menyumbang 57% dari total ekspor furniture nasional.
Oleh sebab itu, keberadaan Politeknik Industri Furnitur di Kawasan Industri Kendal merupakan upaya untuk mensuplai kebutuhan tenaga kerja industri. Keberadaan politeknik tersebut juga diharapkan bisa menjawab perkembangan industri dan tren pasar furnitur. "Pasar furnitur saat ini mengalami pergeseran dari yang semula membeli produk jadi di toko, beralih ke pemesanan model tertentu," jelas Airlangga.
Industri furniture merupakan sektor berbasis gaya hidup. Artinya, diperlukan inovasi desain produk yang mengikuti selera pasar terkini agar mampu bersaing alias mampu menciptakan kebutuhan dan mengirimkan kebutuhan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News