Sumber: Antara | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Kementerian Pariwisata (Kempar) mendorong percepatan peningkatan infrastruktur pendukung pariwisata untuk pengembangan daerah destinasi dan industri pariwisata di kawasan timur Indonesia.
Menunjang kegiatan itulah, kementerian yang mengelola dan mengurus pariwisata Indonesia itu menggelar rapat koordinasi lintas sektor, yang melibatkan sejumlah sektor terkait untuk kepentingan percepatan infrastruktur sektor pariwisata.
"Sejumlah sektor yang terlibat masing-masing Kementerian PU Pera, Kementerian Perhubungan, Kemenko Kemaritiman, Kementerian PPN/Bappenas, UPT kementerian Perhubungan wilayah Timur serta sejumlah lembaga lainnya," kata Ketua Panitia Penyelenggara Rapat Koordinasi Lintas Sektor Pembangunan Infrastruktur Pariwisata, Ramli Chandra, kepada wartawan di sela-sela kegiatan di Kupang, Jumat (18/9).
Dia mengatakan, rapat koordinasi lintas sektor tersebut, merupakan agenda yang telah ditetapkan dalam rangka konfirmasi realisasi pelaksanaan pembangunan infrastruktur yang mendukung pariwisata, dengan mengidentifikasi masalah yang ada, serta mencarikan solusi dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur pariwisata di 25 kawasan strategi pariwisata nasional.
Dia berharap, rapat yang menghadirkan sejumlah lembaga pendukung itu, bisa menghasilkan data dan informasi yang akurat, sehingga laporan yang akan disampaikan Kementerian Pariwisata kepada Presiden, akan dapat dipertanggungjawabkan.
Asisten Deputi Bidang Pengembangan Infrastruktur dan Ekosistem Pariwisata, Kementerian Pariwisata, Frans Teguh mengatakan, rapat koordinasi lintas sektor bertujuan untuk meningkatkan pariwisata di Indonesia, khususnya di kawasan Timur Indonesia yang masuk dalam 25 kawasan strategi pariwisata nasional.
Dia mengatakan, sektor pariwisata di Indonesia, sudah ditetapkan sebagai salah satu sumber devisa negara yang cukup menjanjikan, selain sektor minyak bumi dan gas. Dalam konteks tersebut, pariwisata, sangat memiliki potensi untuk memberikan andil besar dalam membangun ekonomi bangsa, yang hingga saat ini masih berjalan terseok.
Di sisi lain, pariwisata dinilai masih dilihat berjalan lambat sehingga perlu terus didorong agar segera tumbuh dan optimal, yang tentunya akan memberikan dampak baik bagi pertumbuhan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal juga bagi pemasukan daerah.
"Kondisi itulah kami harus terus dorong optimalisasi pariwisata, dengan segala hal yang menunjang kemajuan wisata itu," katanya.
Menurut Frans, salah satu faktor penghambat rendahnya daya saing kepariwisataan Indonesia saat ini adalah keterbatasan infrastruktur. Untuk itulah, penting bagi Kementerian Pariwisata melakukan percepatan peningkatan infrastruktur pariwisata, agar bisa mengembangkan pariwisata di seluruh wilayah, terutama di kawasan Timur Indonesia.
"Dari data word economy forum indeks kepariwisataan Indonesia saat ini hanya berada di urutan 50 dari 141 negara," katanya.
Dia berharap dengan rapat koordinasi tersebut, pembangunan infrastruktur pariwisata 2015 bisa lebih baik dan terintegrasi, untuk kepentingan laju pertumbuhan masyarakat dari sektor wisata lokal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News