kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45902,16   3,41   0.38%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kempar manfaatkan momentum pelemahan rupiah genjot sektor pariwisata


Selasa, 28 Agustus 2018 / 15:59 WIB
Kempar manfaatkan momentum pelemahan rupiah genjot sektor pariwisata
ILUSTRASI. Uang Dollar di Tempat Penukaran Uang


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - YOGYAKARTA. Nilai tukar rupiah per Agustus 2018 telah terdepresiasi secara year to date sebesar 7,04%. Sedangkan menurut Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) di Bank Indonesia (BI) pada Selasa (28/8), rupiah diperdagangkan di Rp 14.614 per dollar AS. 

Momentum pelemahan rupiah ini dimanfaatkan oleh Kementerian Pariwisata (Kempar) untuk menggenjot sektor pariwisata. Sebab, pelemahan nilai tukar membuat biaya perjalanan dan akomodasi lebih murah bagi para wisatawan mancanegara (wisman).

Implikasinya, saat ini merupakan kesempatan emas bagi Indonesia untuk menjaring devisa dari sektor pariwisata. 

“Sebenarnya momentum depresiasi rupiah ini bisa dimanfaatkan oleh sektor pariwisata,” kata Ketua Tim Percepatan 10 Destinasi Prioritas Kementerian Pariwisata, Hiramsyah S. Thaib di Yogyakarta, Selasa (28/8).

Oleh karena itu, Hiramsyah mengatakan, Kempar juga meningkatkan upaya-upaya promosi saat ini. “Karena memang dengan begitu biaya wisata di Indonesia menjadi lebih murah dan lebih kompetitif dan itu seharusnya momentum besar sehingga kita bisa manfaatkan,” ujar dia.

Dengan momentum yang bisa dimanfaatkan ini, Hiramsyah mengatakan, harapannya apa yang dilakukan oleh Kempar dalam rangka mempercepat pengembangan destinasi pariwisata selama ini juga bisa berdampak cepat untuk menjaring devisa dari sektor pariwisata. 

Asal tahu saja, peningkatan sektor pariwisata untuk menarik devisa dari wisatawan asing adalah salah satu dari empat langkah pemerintah untuk memperkecil current account deficit (CAD). Diharapkan, devisa yang dihasilkan oleh sektor ini sebesar US$ 20 miliar pada tahun ini atau naik US$ 7,5 miliar dibandingkan tahun 2017.

“Kami belajar dari Thailand. Mereka tidak CAD karena pariwisata menjadi sumber devisa utama. Kami ingin seperti itu sehingga devisa di Indonesia stabil. Tidak mudah keluar dibandingkan sumber lain seperti pasar modal,” ujarnya.

Saat ini, devisa dari pariwisata tercatat mengalami pertumbuhan selama tiga tahun terakhir. Pada 2015, devisa dari sektor ini tercatat sebesar US$ 12 miliar dan naik pada 2016 menjadi US$ 13 miliar dan 2017 menjadi US$ 14 miliar.

Berdasarkan data 2017, dibandingkan dengan komoditas penyumbang devisa lainnya, sektor pariwisata merupakan salah satu penyumbang devisa terbesar ketiga setelah CPO dan batubara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×