kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   18.000   1,19%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Kemnaker Telah Bangun 450 Desa Migran Produktif, Ini Tujuannya


Jumat, 28 Januari 2022 / 15:51 WIB
Kemnaker Telah Bangun 450 Desa Migran Produktif, Ini Tujuannya
ILUSTRASI. Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengatakan, Kementerian Ketenagakerjaan hingga kini telah membangun 450 desa migran produktif (desmigratif).


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Ketenagakerjaan hingga kini telah membangun 450 desa migran produktif (desmigratif). Desmigratif adalah program perlindungan terhadap pekerja migran sejak dari kampung halaman, yang bertujuan memberikan pelindungan yang komprehensif bagi pekerja migran Indonesia dan keluarganya.

"Kami membangun desmigratif sebagai sarana untuk meningkatkan produktivitas terutama keluarga yang ditinggalkan dan pekerja migran Indonesia purna. Kami sudah membangun 450 desmigratif," kata Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah dalam keterangan tertulisnya, Jumat (28/1).

Ida menambahkan, desmiratif juga hadir untuk menjaga dan melindungi anak-anak pekerja migran dengan melibatkan komunitas masyarakat (community parenting).

Baca Juga: Menaker Dukung Tukang Bangunan Tersertifikasi

Ia memandang, seseorang menjadi pekerja migran itu umumnya karena ekonomi keluarganya atau ekonomi orang tuanya tidak mampu dan berpendidikan rendah.

Jika demikian, katanya, maka pengasuhan bagi anak pekerja migran Indonesia sebaiknya tidak diserahkan ke keluarganya, tetapi kepada masyarakat agar masa depan anak pekerja migran, terutama masa depan pendidikannya tetap terjaga.

"Kita ingin menempatkan pengasuhan parenting itu menjadi tanggung jawab komunitas. Ini yang sudah kita siapkan. Kita punya modul-modul parenting berbasis komunitas. Meletakkan tanggung jawab masyarakat pada anak-anak pekerja migran kita," ucap Ida.

Baca Juga: Menaker: Permintaan Luar Negeri untuk PMI di Sektor Formal Tinggi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×