Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Harga minyak dunia yang turun menjadi US$ 64 per barel rupanya berdampak pada harga BBM di Indonesia. Dengan kisaran tersebut, harga BBM sekarang akan mencapai di bawah Rp 8.500 atau di kisaran Rp 7000an untuk BBM yang tidak bersubsidi. Pemerintah pun masih akan melihat kembali penurunan harga minyak dunia tersebut.
Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro menyatakan bahwa mengenai penurunan harga minyak dunia, masih akan ditinjau kembali oleh kementerian energi dan sumber daya mineral (ESDM). Ia bilang bahwa harga yang tertera hari ini bukan berarti transaksi hari ini. “Itu kan feature, semuanya nanti dilihat lagi” ujar Bambang di Kantor DJP (1/12).
Beberapa pekan yang lalu, Bambang juga pernah menuturkan bahwa Indonesia tidak akan khawatir dengan rencana OPEC yang membahas harga minyak dunia yang turun. Lebih lanjut Bambang menyatakan bahwa semua ini akan dilihat kembali. “OPEC bukan satu-satunya yang menentukan produksi dunia, ada yang di luar OPEC” tandas Bambang.
Sedangkan menurut Pri Agung Rakhmanto, pengamat ekonom dan energi ITB menjelaskan dengan harga minyak dunia yang pinus light US$ 64.4 dan brent US$ 68.4 per barel dan harga tukar rupiah yang Rp 12.100 itu termasuk rendah. “Rata-rata harga BBM itu paling tidak dua minggu” kata Pri Agung kepada KONTAN.
Untuk jelasnya, Pri Agung menyatakan bila ICP mencapai US$ 80 per barel, dan harga tukar rupiah mencapai Rp 12.000 maka harga BBM yang tidak disubsidi akan sebesar Rp 8.500. Dengan menggunakan pendekatan MOPS Alpha, jika harga minyak dunia turun US$ 64 per barel, dapat dipastikan harga per liter BBM dan distribusinya pasti di bawah Rp 8.500.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News