kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemkeu dan Pertamina siap kembangkan kilang TPPI


Sabtu, 18 Agustus 2018 / 13:15 WIB
Kemkeu dan Pertamina siap kembangkan kilang TPPI
Trans Pacific Petrochemical Indotama


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meminta agar pengembangan kilang PT Trans Pacific Petroleum Indotama (TPPI), anak usaha PT Tuban Petrochemical Industries (TPI atau Tuban Petro) dapat diselesaikan dengan pendekatan ekonomi. Hal ini dilakukan demi menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional.

Sejalan dengan instruksi tersebut, Kementerian Keuangan (Kemkeu) melalui Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) dengan PT Pertamina (Persero) pada Rabu (15/8) lalu telah menandatangani perjanjian pendahuluan (head of agreement) dalam rangka pengembangan industri petrokimia nasional.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah menginginkan agar aset Tuban Petro yang merupakan warisan masa lalu dapat diselesaikan dan dapat menjadi lebih produktif.

"Saya harap DJKN dapat menjalankan pengembangan industri ini secara optimal dan tanpa adanya conflict of interest,” kata Sri Mulyani dalam keterangannya yang dikutip KONTAN, Sabtu (18/8).

Ia melanjutkan, industri petrokimia yang dihasilkan oleh Tuban Petro merupakan industri hulu yang memegang peranan penting. Dengan pengembangan industri ini, maka akan memacu tumbuhnya industri lain dan mampu memenuhi kebutuhan industri dalam negeri, sehingga dapat menurunkan ketergantungan impor.

”Pengembangan Tuban Petro Group oleh PT Pertamina saya harapkan mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri dan juga mengekspor hasil produksinya sehingga dapat meningkatkan cadangan devisa negara,” tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan TPI memiliki peran strategis karena memproduksi migas (bahan bakar) dan petrokimia (aromatic) yang bernilai jual tinggi untuk memenuhi kebutuhan nasional.

“Kalau kita tidak dapat memenuhi kebutuhan nasional maka harus kita harus Impor. Impor produk ini sangat mahal, maka membenahi perusahaan ini salah sotu solusinya,” pungkasnya.

Kemkeu mencatat, sampai dengan saat ini produksi petrokimia baru mencukupi sekitar 40% dari total kebutuhan nasional. Diharapkan Tuban Petro Group mampu menambah suplai kebutuhan hingga 80% dari total kebutuhan.

Ke depan dengan pengembangan Tuban Petro Grup oleh PT Pertamina diharapkan mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri dan mengekspor hasil produksinya. Sehingga, dapat meningkatkan cadangan devisa negara.

Direktur Jenderal Kekayaan Negara Isa Rachmatarwata mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil kajian yang dilakukan, pengembangan bisnis petrokimia diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi negara, antara lain:
1. Pengurangan volume impor sekitar 6.200 KTPA di tahun 2030 untuk produk Petrokimia utama
2. Berkontribusi terhadap penghematan devisa negara sekitar US$ 6,6 miliar di tahun 2030
3. Proyeksi pendapatan pajak yang diperoleh negara sebesar US$ 1,3 miliar di tahun 2030
4. Inisiatif pengembangan bisnis Petrokimia diproyeksikan dapat menyerap tenaga kerja sekitar 2.000 orang
5. Total investasi yang dibutuhkan diproyeksikan sekitar US$ 12,2 miliar hingga tahun 2030
6. Pemanfaatan kondensat dalam negeri
7. Membantu mempercepat pengembangan industri hilir yang berbahan baku produk petrokimia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×