kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kementerian Koperasi dan UKM akan fokus kembangkan lima sektor usaha ini


Kamis, 17 September 2020 / 13:44 WIB
Kementerian Koperasi dan UKM akan fokus kembangkan lima sektor usaha ini
ILUSTRASI. UKM Bertahan Saat Krisis: Pekerja UKM pembuatan roti di Tangerang Selatan, Kamis (9/4). Untuk bertahan di tengah Kenaikan harga-harga bahan baku utama pembuatan roti seperti gula dan terigu, ukm roti ini menurunkan 25% produksinya. KONTAN/Baihaki/9/4/2020


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) menyebut akan mengembangkan lima sektor UMKM dalam lima tahun ke depan.

Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM, Victoria br Simanungkalit mengatakan, kelima sektor itu yakni sektor pertanian dan perikanan, makanan dan minuman, furniture dan kerajinan, fashion serta pariwisata. Hal ini karena kelima sektor tersebut memiliki prospek pasar yang cukup besar.

Kemudian, bahan baku kelima sektor itu sebagian besar ada di dalam negeri.

“Kita ingin meningkatkan daya saing baik kualitas maupun skala ekonomi dari usaha yang dikembangkan oleh UKM Indonesia,” kata Victoria dalam diskusi virtual, Kamis (17/9).

Baca Juga: Berstatus PKPU, KSP Sejahtera Bersama verifikasi tagihan kreditur

Meski bahan baku sebagian besar berada di dalam negeri,Victoria mengingatkan agar UKM menggunakan bahan baku dengan efektif dan efisien. Serta memperhatikan aspek lingkungan yang berkelanjutan.

“Kita harus sudah mulai memperhatikan aspek keberlanjutannya dan pengelolaan lingkungan hidup yang saling terkait. Tidak boleh semena – mena yang berakibat dan tentu akan berdampak pada pendapatan UKM di masa mendatang,” ujar dia.

Victoria menjelaskan, pengembangan UKM ke depan untuk meningkatkan daya saing. Baik kualitas maupun skala ekonomi dari usaha yang dikembangkan oleh UKM Indonesia. Selain itu, sebaiknya produk UKM telah terstandarisasi, dan berupaya mendapatkan sertifikat global.

“Kalau sudah punya standar, sertifikat global, proses bisnis efisien, maka harga bersaing, kompetitif. Bukan murah, tapi bersaing. Produk harus mengikuti tren pasar, termasuk sistem logistiknya,” ucap dia.

Baca Juga: Simak cara mengetahui usaha mikro yang sudah terima BLT Rp 2,4 juta

Lebih lanjut Ia mengatakan, dalam situasi pendemi covid-19 saat ini, produk – produk impor dinilai tidak mudah masuk ke dalam negeri. Pasalnya produksi di negara asal terhambat dengan adanya kondisi saat ini. Sehingga stok barang impor terbilang terbatas. Hal itu seharusnya dapat menjadi peluang UKM untuk mensupply kebutuhan tersebut.

“Peluang UKM untuk mengisi, untuk subsitusi, 2 tahun ke depan adalah golden time bagi UKM untuk menguasai pasar domestik. Pasar domestik kita ada 262 juta penduduk, ini sangat prospek. Harusnya UKM kita mendaptkan peluang besar, bagaimana mendorong masyarakat Indonesia membeli produk UKM,” jelas dia.

Direktur Utama SMESCO Indonesia, Leonard Theosabrata mengatakan, pembinaan UKM yang dilakukan pihaknya tetap berjalan di tengah pendemi covid-19. Yakni melalui webinar yang dilakukan Smesco Indonesia. Tercatat, sejak awal pandemi covid-19 hingga saat ini telah dilakukan kurang lebih sebanyak 110 webinar pelatihan.

Synergy Project Leader pasar digital (PaDi) Telkom Indonesia, Kuncoro Wastuwibowo mengatakan, komersialisasi produk UKM nasional terbilang masih buruk. Sebab itu dibutuhkan adanya platform untuk pemasaran itu. Ia menilai adanya pasar digital rumah BUMN dan e-katalog LKPP merupakan upaya baik untuk meyerap produk UKM.

Selanjutnya: Soal Dekopin, Kemenkop UKM pastikan tidak berpihak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×