kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kementerian BUMN: Bukan hal baru, Indonesia sudah 3 kali melewati periode krisis


Kamis, 23 Juli 2020 / 11:17 WIB
Kementerian BUMN: Bukan hal baru, Indonesia sudah 3 kali melewati periode krisis
ILUSTRASI. Ilustrasi perekonomian Indonesia.


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perekonomian Indonesia dan negara-negara dunia terpukul pandemi corona. Sejumlah negara bahkan sudah melaporkan perlambatan pertumbuhan ekonomi, hingga masuk ke dalam resesi ekonomi. Indonesia pun saat ini berada diambang resesi.

Sejumlah ekonom memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal II dan III tahun 2020 bakal negatif. Ini berarti krisis ekonomi mengancam Indonesia.

Kendati demikian, Staf Khusus Menteri BUMN bidang Makro Ekonomi Muhammad Ikhsan mengatakan, krisis ekonomi bukanlah suatu hal yang baru bagi Indonesia. Setidaknya sudah tiga kali Indonesia melewati periode krisis ekonomi.

Baca Juga: 5 Negara Asia masuk rangking teratas global untuk PDB, bagaimana dengan Indonesia?

Pertama krisis ekonomi tahun 1997-1998. Ketika itu pada kuartal III-1998 ekonomi Indonesia anjlok dalam, terkontraksi 17,9 persen. Lalu kedua, krisis ekonomi global pada tahun 2008. Serta ketiga, krisis ekonomi tahun 2013 akibat taper tantrum, yakni efek pengumuman kebijakan moneter Amerika Serikat (AS) yang langsung memukul kurs negara berkembang, sebelum kebijakan tersebut dilakukan.

"Kalau kita lihat krisis itu bukan sesuatu yang baru bagi Indonesia. Semua krisis itu sudah kita lewati," ujar dalam webinar Maybank Indonesia: Economic Outlook 2020, Rabu (22/7/2020).

Baca Juga: Devisa pariwisata anjlok 97% gara-gara corona, begini respons pemerintah

Ia mengatakan, ketiga masa krisis tersebut memiliki kesamaan yakni disebabkan kondisi ekonomi, berbeda halnya dengan tahun ini yang diakibatkan krisis kesehatan dan kemudian berdampak pada perekonomian. Oleh sebab itu, bisa jadi ada perbedaan kondisi jika terjadi krisis ekonomi pada tahun ini.

"Kalau lihat trennya yang sekarang itu menyerupai krisis tahun 2008. Tapi apakah akan sedalam itu atau tidak, ini yang masih tidak bisa terjawab," kata dia.

Ikhsan mengatakan, pelemahan ekonomi kali ini bahkan memberikan efek sosial. Di mana, dalam kurun waktu 4 bulan sejak adanya pandemi di Indonesia pengangguran dan kemiskinan terus meningkat.

Baca Juga: Indonesia diprediksi jadi negara dengan perekonomian terbesar ke-5 di dunia pada 2024

Oleh sebab itu, diperlukan upaya untuk menggenjot perekonomian agar ekonomi Indonesia tidak terpuruk semakin dalam. Ia bilang, dalam hal ini BUMN telah melakukan beberapa hal, mulai dari restrukturisasi pokok dan bunga kredit oleh Himpunan Bank Negara (Himbara). Lalu perluasan jaminan kredit kepada bank dalam penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) oleh Askrindo dan Jamkrindo.

Baca Juga: Resesi Mengancam Indonesia

Insentif diskon tarif listrik oleh PLN, penyaluran beras dalam program bansos oleh Bulog, hingga subsidi pulsa dan kuota untuk akses pendidikan oleh Telkom Indonesia.

"Jadi BUMN kita rubah, strategi utamanya bagaimana menciptakan ekosistem untuk indonesia, bukan mengambil ranah sektor swasta. Harapannya BUMN bsia tunjukkan perannya di depan," ucap dia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kementerian BUMN: Krisis Ekonomi Bukan Hal Baru Bagi Indonesia"
Penulis : Yohana Artha Uly
Editor : Erlangga Djumena

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×