Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perekonomian Indonesia dan negara-negara dunia terpukul pandemi corona. Sejumlah negara bahkan sudah melaporkan perlambatan pertumbuhan ekonomi, hingga masuk ke dalam resesi ekonomi. Indonesia pun saat ini berada diambang resesi.
Sejumlah ekonom memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal II dan III tahun 2020 bakal negatif. Ini berarti krisis ekonomi mengancam Indonesia.
Kendati demikian, Staf Khusus Menteri BUMN bidang Makro Ekonomi Muhammad Ikhsan mengatakan, krisis ekonomi bukanlah suatu hal yang baru bagi Indonesia. Setidaknya sudah tiga kali Indonesia melewati periode krisis ekonomi.
Baca Juga: 5 Negara Asia masuk rangking teratas global untuk PDB, bagaimana dengan Indonesia?
Pertama krisis ekonomi tahun 1997-1998. Ketika itu pada kuartal III-1998 ekonomi Indonesia anjlok dalam, terkontraksi 17,9 persen. Lalu kedua, krisis ekonomi global pada tahun 2008. Serta ketiga, krisis ekonomi tahun 2013 akibat taper tantrum, yakni efek pengumuman kebijakan moneter Amerika Serikat (AS) yang langsung memukul kurs negara berkembang, sebelum kebijakan tersebut dilakukan.
"Kalau kita lihat krisis itu bukan sesuatu yang baru bagi Indonesia. Semua krisis itu sudah kita lewati," ujar dalam webinar Maybank Indonesia: Economic Outlook 2020, Rabu (22/7/2020).
Baca Juga: Devisa pariwisata anjlok 97% gara-gara corona, begini respons pemerintah
Ia mengatakan, ketiga masa krisis tersebut memiliki kesamaan yakni disebabkan kondisi ekonomi, berbeda halnya dengan tahun ini yang diakibatkan krisis kesehatan dan kemudian berdampak pada perekonomian. Oleh sebab itu, bisa jadi ada perbedaan kondisi jika terjadi krisis ekonomi pada tahun ini.
"Kalau lihat trennya yang sekarang itu menyerupai krisis tahun 2008. Tapi apakah akan sedalam itu atau tidak, ini yang masih tidak bisa terjawab," kata dia.