kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.917   13,00   0,08%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Kementan dan Kemendag Sinkronkan data pangan untuk acuan impor


Kamis, 09 Januari 2020 / 13:55 WIB
Kementan dan Kemendag Sinkronkan data pangan untuk acuan impor
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menjawab pertanyaan wartawan usai menghadiri Rapat Koordinasi pembahasan tentang pangan di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian di Jakarta, Rabu (18/12/2019). Rakor tersebut membahas tentang antisipasi kenaikan


Reporter: Abdul Basith | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Perdagangan Agus Suparmanto dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo tengah mesinkronkan data pangan untuk dijadikan acuan impor bahan pangan.

Dengan penyinkronan data pangan tersebut, pemerintah bisa merumuskan kebijakan pangan, utamanya dalam menentukan impor pangan sehingga tepat sasaran dan tidak mubajir.

Baca Juga: Harga terjangkau membuat susu kental manis masih dikonsumsi

"Kita sudah satu single data sekarang. Datanya Mentan, sama dengan Badan Pertanian Nasional (BPN), datanya Mentan sama dengan datanya Badan Pusat Statistik (BPS) dan BPS menjadi rujukan utama dari data itu," ujar Syahrul usai bertemu Mendag, Kamis (9/1).

Syahrul menjelaskan bahwa perbedaan data membuat kebijakan yang dibuat tidak tepat. Oleh karena itu, ke depan dipastikan dengan satu data tidak akan membuat kebijakan yang salah.

Baca Juga: Aksi cepat Askrindo, Bank Mandiri dan Perhutani tangani korban banjir dan longsor

Agus juga menerangkan bahwa kebijakan impor sudah menggunakan satu data yang sama. Adanya data tersebut akan membuat impor pangan lebih selektif. "Saya katakan bahwa kita ini akan selektif impornya sangat selektif," terang Agus.

Oleh karena itu, diharapkan ke depan tidak ada lagi masalah dalam pangan. Selain itu, kebijakan satu data juga diharapkan dapat memperbaiki neraca dagang ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×