kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemenperin Targetkan Penurunan Impor Sektor ILMATE Senilai Rp 34,58 Triliun


Jumat, 10 Juni 2022 / 14:30 WIB
Kemenperin Targetkan Penurunan Impor Sektor ILMATE Senilai Rp 34,58 Triliun
ILUSTRASI. Industri logam


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) fokus untuk menjalankan program substitusi impor sebesar 35% hingga tahun 2022. Salah satunya adalah menargetkan penurunan impor di sektor industri logam, mesin, alat transportasi dan elektronika (ILMATE).

“Kemenperin menargetkan penurunan impor di sektor ILMATE sebesar Rp34,58 triliun hingga tahun 2022, dari total 115 Nomor HS atau komoditas,” kata Sekretaris Direktorat Jenderal ILMATE Kemenperin, M. Arifin dalam siaran pers, Kamis (9/6).

Arifin menyebutkan, hingga tahun 2021, penurunan impor sektor ILMATE mencapai Rp21,74 triliun atau sebesar 25%. Hal ini juga dipengaruhi oleh dampak pandemi Covid-19, yang menyebabkan turunnya aktivitas produksi.

Baca Juga: Kemenperin Tingkatkan Kemampuan Industri Lokal Hadapi Bencana Alam

"Pandemi COVID-19 memberikan tekanan yang cukup signifikan bagi dunia industri. Pada sektor ILMATE sendiri, utilisasi merosot menjadi 53% sepanjang tahun 2020,” tambah Arifin.

Namun seiring berkurangnya kasus Covid-19 dan upaya pemulihan ekonomi nasional, utilisasi sektor industri sudah menembus 60% pada triwulan I tahun 2022.

Pada sektor permesinan, lanjut Arifin, telah menembus rata-rata utilisasi sebesar 64% dan sektor alat transportasi telah mencapai angka utilisasi sebesar 60%. Menurutnya pencapaian ini perlu diapresiasi dan terus dijaga agar target penumbuhan utilisasi pada tahun 2022 sebesar 85% dapat tercapai.

Adapun, di triwulan I-2022, realisasi investasi sektor ILMATE mencapai Rp 50,8 triliun, yang didominasi oleh investasi baru di sektor industri logam dengan total sebesar Rp 39,67 triliun. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk mendorong peningkatan investasi pada industri smelter dan baja nasional sehingga dapat mensubstitusi produk impor.

Selain itu, sektor industri alat transportasi juga mulai mengalami peningkatan investasi, dengan mencatatkan penanaman modal hingga mencapai Rp8,16 triliun di Triwulan I-2022. Hal ini menunjukkan kepercayaan investor di Indonesia masih cukup tinggi seiring dengan kebijakan pemerintah menciptakan iklim usaha yang kondusif.

Dalam memacu program substitusi impor 35% hingga tahun 2022, Kemenperin Dirjen ILMATE telah melakukan beberapa langkah strategis yang meliputi peningkatan investasi dan utilisasi sektor industri manufaktur, tata niaga impor produk besi dan baja sebagai respons atas membanjirnya baja impor, serta pemberlakuan ketentuan impor pada beberapa elektronika yang telah diproduksi dalam negeri.

Baca Juga: Komisi VII DPR Minta Roadmap Pengembangan Industri Logam Tanah Jarang Segera Disusun

Selain itu, program pengendalian IMEI atas perangkat telekomunikasi berupa handphone, komputer genggam, dan tablet, pemberian insentif PPNBM bagi produk otomotif dan BMDTP industri sepeda sebagai langkah peningkatan daya saing industri, serta mendorong program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) pada pengadaan barang dan jasa pemerintah/BUMN.

Kemenperin menyatakan langkah subtitusi impor diambil untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional, yang dijalankan secara simultan dengan upaya peningkatan utilisasi produksi, pendalaman struktur, dan peningkatan investasi di sektor industri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×