kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.917   13,00   0,08%
  • IDX 7.197   56,46   0,79%
  • KOMPAS100 1.106   11,25   1,03%
  • LQ45 878   11,38   1,31%
  • ISSI 221   1,04   0,47%
  • IDX30 449   5,97   1,35%
  • IDXHIDIV20 540   5,29   0,99%
  • IDX80 127   1,41   1,12%
  • IDXV30 134   0,41   0,31%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kemenkeu Tarik Utang Rp 407 Triliun Sepanjang 2023, Lebih Rendah dari Tahun 2022


Kamis, 04 Januari 2024 / 06:30 WIB
Kemenkeu Tarik Utang Rp 407 Triliun Sepanjang 2023, Lebih Rendah dari Tahun 2022
ILUSTRASI. Kementerian Keuangan melakukan penarikan utang baru sebesar Rp 407 triliun sepanjang tahun 2023. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/nz


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan melakukan penarikan utang baru sebesar Rp 407 triliun selama 2023. Pembiayaan utang ini turun sebesar 41,5% jika dibandingkan dengan sepanjang 2022.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan realisasi pembiayaan utang ini turun signifikan jika dibandingkan dengan target dalam APBN 2023 yang sebesar Rp 696,3 triliun dan dalam Perpres 75/2023 sebesar Rp 421,2 triliun.

“Kami hanya merealisasikan 58,4% dari APBN awal atau 96,6% dari Perpres 75/2023,” tutur Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITA, Selasa (2/1).

Ia merinci, pembiayaan utang ini turun didominasi oleh penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) yang tidak sesuai dengan target.

Baca Juga: Pemerintah Gelar Lelang SUN Perdana 2024 Pada Rabu (3/1), Ini 7 Seri yang Ditawarkan

Total penerbitan SBN hanya Rp 308,7 triliun atau hanya terserap 70,5% terhadap Perpres 75/2023, dan hanya 43,3% terhadap APBN 2023. Penerbitan SBN ini juga meningkat 53% jika dibandingkan 2022.

Akan tetapi, penarikan utang dari pinjaman pemerintah justru meningkat 164% dari tahun 2022, yakni mencapai Rp 98,2 triliun.

Secara keseluruhan, total utang pemerintah hingga akhir 2023 mencapai Rp 8.041,01 triliun. 

Sebelumnya, Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kementerian Keuangan Deni Ridwan menyebut, total utang pemerintah didominasi oleh penerbitan SBN dengan mata uang rupiah.

Ia mencatat, dari komposisi SBN itu sebesar 71,54% atau Rp 5.752,25 triliun dari investor dalam negeri dengan mata uang rupiah. Sementara sisanya 17,07% adalah valuta asing.

Kemudian, pinjaman pemerintah terdiri dari pinjaman dalam negeri sebanyak Rp 29,97 triliun dan pinjaman luar negeri Rp 886,07 triliun.

Baca Juga: Pendapatan Gendut, Defisit APBN Menciut

“Ini menunjukkan pengelolaan kita semakin baik karena utang yang kita terbitkan didominasi dalam mata uang rupiah dan dijual di pasar domestik. Risikonya semakin kecil,” ujar Deni dalam siaran pers, Jumat (29/12).

Deni menambahkan, DJPPR Kemenkeu memiliki strategi untuk menjaga agar pengelolaan utang Indonesia semakin baik. Di antaranya dengan mengurangi volume utang, memprioritaskan utang domestik dalam bentuk Rupiah, dan menjaga agar tenor utang semakin panjang.

Selain itu, pihaknya juga akan mendorong SBN ritel untuk individu. “Sehingga masyarakat punya opsi lebih untuk berinvestasi dengan imbal hasil yang baik dan aman, sekaligus berkontribusi pada pembangunan,” imbuh dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×