Reporter: Ratih Waseso | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Covid-19 varian delta telah bermutasi di Indonesia. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemkes) Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, di Indonesia telah ditemukan 22 mutasi varian Delta.
"Ada kurang lebih dari B.16.17:2 yang kita kenal sebagai varian Delta sudah punya turunannya 22 yang sudah kita identifikasi di Indonesia," kata Nadia dalam Dialog Produktif Kamis, Kamis (4/11).
Temuan tersebut menjadi kewaspadaan pemerintah mencegah agar tak berkembang lebih lanjut.
Nadia mengatakan, di kota-kota besar khususnya DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur melaporkan adanya varian Delta. Dimana DKI Jakarta menjadi provinsi dengan temuan varian Delta terbanyak.
"Yang paling tinggi memang seperti DKI Jakarta itu 1.300 sudah terdeteksi varian Delta, Jawa Tengah itu ada sekitar 300-an Jawa Barat itu ada 700-an varian Delta yang sudah dilaporkan," imbuhnya.
Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, 4 November: Tambah 628 kasus baru, tetap jaga prokes
Kewaspadaan tak hanya dilakukan di kota-kota besar yang ditemukan varian Delta. Nadia menyebut, kota dan daerah lainnya juga tetap diantisipasi munculnya varian Delta ataupun mutasi varian Delta.
Maka itu, pemerintah terus menggencarkan displin protokol kesehatan meski kini angka positivity rate di Indonesia sudah berada di bawah 1%. Pemerintah juga mendorong daerah-daerah di luar Jawa dan Bali untuk menerapkan PeduliLindungi untuk memperkuat protokol kesehatan.
"Seperti di tempat pariwisata di tempat tempat penginapan atau hotel penerapan PeduliLindungi menjadi salah satu keharusan. Karena dengan ini kita bisa mendeteksi sebenarnya orang yang positif Covid-19 tapi tidak bergejala atau orang yang kontak erat yang seharusnya tidak berada di tempat publik itu bisa dicegah untuk melakukan aktivitas di tempat publik," ujar Nadia.
Selain itu, pemerintah juga terus mendorong testing dan tracing untuk bisa mencapai target. Saat ini, testing dan tracing di level nasional sudah mencapai 41.000 per minggu. Dan terakhir vaksinasi juga terus dikejar pemerintah.
Ketua Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia Masdalina Pane mengatakan, pada dasarnya varian mutasi Delta yaitu Delta Plus sudah ada di Indonesia.
Hanya saja, Masdalina menyebut, untuk varian Delta Plus yang menjadi concern yaitu AY.4.2 belum ditemukan di Indonesia. Ia berharap, varian AY.4.2 tidak masuk ke Indonesia.
Varian Delta dan Delta plus memiliki reproduktif number yang lebih tinggi dari varian lainnya antara 6-8. Hal tersebut yang membuat varian Covid-19 ini memiliki tingkat penularan yang cukup cepat.
"Jadi satu kasus bisa tularkan 6-8 orang. Bahkan dalam masa inkubasi 2-14 hari dia baru terinfeksi sudah dapat menularkan jadi ngga nunggu 2 hari terinfeksi sudah dapat menularkan. Jadi lebih cepat menularkan dan lebih banyak," kata Nadia.
Selanjutnya: Cegah varian AY.4.2 masuk ke Indonesia, ini upaya yang dilakukan pemerintah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News