Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menargetkan, 10 bahan baku obat yang paling banyak dikonsumsi masyarakat bisa diproduksi di dalam negeri pada tahun 2024.
"Tahun 2024 targetnya 10 molekul obat terbesar yang dibutuhkan, yang sudah kami inventarisasi di Indonesia itu harus diproduksi di dalam negeri," kata Plt Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes, Arianti Anaya dalam acara Kompas 100 CEO Forum, Rabu (10/11).
Selain itu, Arianti menekankan, pentingnya kerja sama semua pihak untuk mewujudkan kemandirian industri farmasi dan alat kesehatan ke depannya. Sebab itu, Kemenkes telah menyusun transformasi kesehatan.
Dia menambahkan, terdapat enam pilar transformasi kesehatan. Antara lain, transformasi pada layanan primer, transformasi layanan rujukan, transformasi sistem ketahanan layanan kesehatan, transformasi sistem pembiayaan kesehatan, transformasi sistem sumber daya manusia (SDM) kesehatan, dan transformasi di bidang teknologi kesehatan. Keenam pilar transformasi ini diharapkan selesai pada 2024 mendatang.
“Dan, itu semua melibatkan semua stakeholders. Tinggal bagaimana kita membuat kolaborasi ekosistem yang baik di antara akademisi, pelaku industri, pemerintah, dan masyarakat, untuk mencapai tujuan transformasi itu bersama-sama,” ungkap Arianti.
Baca Juga: Jelang pertemuan G20, pemerintah gelar konferensi internasional besok (11/11)
Dia menambahkan, pemerintah juga melibatkan semua pihak, tidak hanya BUMN, tetapi juga perusahaan swasta. Demikian juga untuk layanan kesehatan, tidak hanya melibatkan rumah sakit pemerintah, tetapi juga penyedia jasa layanan kesehatan swasta.
“Karena kami tahu tidak mungkin pelayanan kesehatan ini hanya mengandalkan layanan pemerintah,” ucap Arianti.
Lebih lanjut dia bilang, pemerintah akan terus mengupayakan dan mendorong riset. Baik riset obat-obatan yang sudah ada maupun obat-obatan yang sedang berkembang.
Selain itu, pemerintah terus mendorong pengembangan vaksin. Pemerintah berharap semua platform vaksin bisa dibuat di Indonesia.
“Kami akan terus mendorong supaya industri vaksin Indonesia punya lebih banyak lagi sehingga kita bisa memproduksi semua platform vaksin,” pungkas Arianti.
Selanjutnya: Minim sentimen, IHSG diprediksi bergerak sideways pada Kamis (11/11)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News