Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, kebutuhan vaksin booster yang diperuntukkan bagi 18 tahun ke atas sekitar 208 juta dosis.
Mengingat adanya kebijakan half doses (separuh dosis) dari vaksin AstraZeneca, Pfizer dan Moderna, maka kebutuhan akan vaksin booster dipastikan cukup.
"Kita butuh booster remaja ke atas sekitar 208 juta. Mungkin total jadi 656 juta dosis [vaksin primer dan booster], kondisi dengan half doses AstraZeneca, Pfizer dan Moderna kita hitung cukup. Kita mungkin beli tambahan sedikit Sinovac untuk penuhi kebutuhan vaksin anak kita karena baru bisa dipenuhi oleh Sinovac yang udah dirilis WHO," kata Budi dalam Rapat Kerja Kementerian Kesehatan bersama Komisi IX DPR RI, Selasa (18/1).
Adapun untuk vaksinasi booster yang sudah dimulai sejak 12 Januari lalu dari paparan Kementerian Kesehatan, hingga saat ini cakupannya mencapai 170.095 orang. Dimana lima wilayah yang menduduki urutan tertinggi pelaksanaan booster ialah, Jawa Barat 40.175 penerima, Jawa Timur 25.984 orang, DKI Jakarta 25.660 orang, Jawa Tengah 18.774 orang, Banten 9.535 orang.
Baca Juga: Pemerintah Optimistis Perekonomian Indonesia tumbuh 5% pada kuartal I 2022
Dari jadwal pemberian vaksin booster bagi sasaran dengan jarak minimal 6 bulan sesudah dosis kedua, Januari ini terdapat total sasaran vaksinasi booster sebanyak 21,5 juta.
Dengan rincian 3,4 juta merupakan kelompok lansia dan 18 juta merupakan sasaran booster dari kelompok 18 tahun ke atas. Adapun untuk Februari mendatang ditargetkan vaksinasi booster dapat diberikan kepada 13,7 juta sasaran.
Sebagai informasi berdasarkan data Kementerian Kesehatan pada 17 Januari 2022 jumlah vaksin yang sudah terdistribusi ialah 347 juta dosis atau 81% dari ketersediaan.
Baca Juga: Dukung Gerakan #DiIndonesiaAja, Garuda Indonesia Gelar Program Wisata Nusantara