Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laju kapal perekonomian Indonesia nampaknya masih belum selesai diterpa badai Covid-19. Setelah berhasil mengendalikan varian Delta, pemerintah kini dihadapkan dengan varian Omicron.
Meski Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan tingkat fatalitas varian Omicron relatif lebih rendah dibandingkan varian Delta, tetapi tetap saja ini bisa menjadi ancaman bagi sektor kesehatan dan perekonomian.
Setelah masuknya kasus Omicron ini di Indonesia, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir tetap optimistis pemulihan ekonomi masih berlanjut.
Bahkan di kuartal I-2022, ia memperkirakan pertumbuhan ekonomi bisa tumbuh tinggi mendekati level pra Covid-19, yaitu pada kuartal I-2019 yang pada waktu itu tumbuh 5,07% year on year (yoy).
Baca Juga: Kasus Omicron Naik, Presiden Minta Masyarakat Tak Bepergian ke Luar Negeri
“Kami perkirakan pertumbuhan ekonomi bisa tumbuh di kisaran 5% yoy pada kuartal I-2022,” kata Iskandar kepada Kontan.co.id, Selasa (18/1).
Iskandar mendapuk penyebaran Omicron ini masih terkendali. Ia meminta jangan terlalu banyak asumsi berlebihan terkait penyebaran kasus Omicron ini, tetapi masyarakat juga tetap waspada.
Untuk tetap mengendalikan penyebaran dan juga menjaga perekonomian, pemerintah mendorong percepatan vaksinasi termasuk vaksin dosis ketiga atau booster.
Baca Juga: Kasus Omicron di Indonesia Naik Jadi 840, Berikut 10 Negara Kedatangan Varian Ini
Selain itu, pemerintah juga tetap mengimbau masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan 5M untuk memutus mata rantai penularan Covid-19.
Dengan kondisi tersebut, Iskandar masih optimistis pertumbuhan ekonomi di sepanjang tahun ini bisa tembus 5%, atau lebih tepatnya di kisaran 5,2% yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News