Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Kehutanan (Kemenhut) tengah menyiapkan sebuah aplikasi khusus untuk memantau dan memitigasi risiko banjir di berbagai daerah.
Langkah ini diambil menyusul meningkatnya frekuensi bencana banjir di Indonesia, termasuk yang terbaru melanda wilayah Sumatera dan Aceh.
Wakil Menteri Kehutanan Rohmat Marzuki mengatakan, aplikasi tersebut dirancang sebagai sistem peringatan dini yang dapat diakses masyarakat maupun pemerintah.
Baca Juga: Ini 6 Link dan Aplikasi untuk Memantau Banjir Jakarta dengan Mudah
“Ke depan kita akan membangun semacam sistem aplikasi untuk pemantauan terhadap mitigasi banjir, yang kita harapkan itu nanti menjadi early warning dan bisa diakses oleh publik,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (28/11/2025).
Rohmat menjelaskan, pengembangan aplikasi ini merupakan bagian dari tanggung jawab Kemenhut dalam memberikan deteksi dini bagi masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana.
Aplikasi tersebut nantinya juga akan menjadi alat bantu bagi pemerintah agar proses evakuasi dapat berlangsung lebih cepat dan terarah.
Menurutnya, sebelum memasuki musim hujan, kementerian akan melakukan pemetaan wilayah hulu sungai menggunakan citra satelit. Pemetaan ini mencakup potensi longsor, titik sedimentasi yang berpotensi menyumbat aliran air, kondisi tutupan lahan, hingga pemantauan debit air dan tingkat erosi.
Baca Juga: 5 Cara Pantau Banjir Jakarta secara Online dengan Maps, CCTV, dan Aplikasi Gratis
Kemenhut juga akan menggandeng BMKG dan BNPB untuk mengintegrasikan data curah hujan harian, prediksi badai, serta potensi wilayah terdampak banjir. Dengan begitu, informasi yang disajikan aplikasi dapat lebih akurat dan bermanfaat.
“Nah semoga nanti dengan aplikasi itu, masyarakat bisa melihat, kemudian kita juga bisa memberikan early warning kepada pemerintah daerah, kepada camat, kepada kepala desa yang memiliki risiko terhadap banjir tersebut,” kata Rohmat.
Aplikasi ini diharapkan menjadi langkah preventif penting dalam menghadapi ancaman banjir yang semakin sering terjadi akibat perubahan iklim dan kerusakan lingkungan.
Selanjutnya: Salah Persetujuan Pengadaan di Hulu Migas Berpotensi Pidana
Menarik Dibaca: 10 Buah yang Aman Dikonsumsi oleh Penderita Asam Lambung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













