Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Anna Suci Perwitasari
Beberapa website yang paling sering diakses oleh para peserta didik adalah untuk mencari sumber pembelajaran, sarana komunikasi atau untuk sarana virtual meeting atau kelas virtual.
Selain itu, Hasan bilang, penggunaan kuota salah satunya dipengaruhi oleh lokasi. Ia mencontohkan, tingkat keterpakaian kuota pada pulau Jawa mendekati 100% seperti D.I Yogyakarta (100%), Jawa Tengah (95%), Jawa Barat (97%) dan Lampung (100%).
Sementara tingkat keterpakaian kuota internet pada beberapa daerah seperti Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat berada di kisaran 74%-75%. Hal ini bisa jadi karena jaringan internet, skenario pembelajaran dan kecakapan digital.
Oleh karena itu, Kemendikbud Ristek berharap tingkat keterpakaian kuota bisa ditingkatkan lagi pada termin kedua tahun 2021 ini. Skenario pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi perlu dimatangkan lagi, peningkatan peserta didik untuk mengakses konten pendidikan, dan hal lainnya.
Baca Juga: Daftar di Dikti.go.id, mahasiswa & dosen akan diberi bantuan kuota internet 15 GB
“Tentu seiring dengan menggunakan tools – tools itu secara positif kami yakin tingkat keterpakaian semakin tinggi. Kuncinya skenario pembelajaran dan komunikasi dari guru ke peserta didik atau dosen ke mahasiswa,” ujar Hasan.
Sebagai informasi, berdasarkan data penerima bantuan kuota internet pada termin sebelumnya, diperkirakan kisaran jumlah penerima bantuan pada jenjang PAUD 1,5 juta penerima, SD - SMK 20,5 juta, dosen dan mahasiswa sebanyak 3,2 juta dan guru 1,5 juta penerima.
Selanjutnya: Kasus Covid-19 di Jakarta melandai, Gubernur Anies ingatkan pendemi belum berakhir
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News