kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemdag jajaki kerja sama dengan Korsel guna perkuat KEK


Minggu, 09 Desember 2018 / 14:03 WIB
Kemdag jajaki kerja sama dengan Korsel guna perkuat KEK
ILUSTRASI. Pembangunan pabrik industri hilir kelapa sawit di KEK Sei Mangkei


Reporter: Umi Kulsum | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemdag) melalui Direktorat Fasilitasi Ekspor Impor menjajaki peluang kerja sama dengan Korea Selatan untuk memperkuat Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Indonesia. Penjajakan berlangsung pada 5-7 Desember 2018 di Busan dan Seoul, Korea Selatan melalui serangkaian pertemuan dan kunjungan ke zona ekonomi bebas (free econonomic zone).

Penjajakan diawali dengan pertemuan antara Delegasi Indonesia dengan Pemerintah Daerah Kota Busan yang mengelola Busan-Jinhae Free Economic Area (BJFEZ) di Busan, Korea Selatan, Kamis (6/12). Delegasi Indonesia dipimpin Direktur Fasilitasi Ekspor dan Impor Olvy Andrianita, sedangkan Pemerintah Daerah Kota Busan dipimpin Deputy General Director of Planning and General Affairs Departement of BJFEZ, Hwang Jeong-gi dan didampingi Deputy Project, Cho Won-Jong.

"Pertemuan ini dimaksudkan untuk menjajaki peluang kerja sama dalam bisnis internasional dan logistik melalui penguatan KEK di Indonesia sehingga dapat meningkatkan kinerja perdagangan kedua negara," jelas Direktur Fasilitasi Ekspor dan Impor Kemdag Olvy Andrianita melalui siaran pers, akhir pekan ini.

BJFEZ merupakan zona ekonomi bebas terbaik untuk sektor logistik dari tujuh zona yang ada di Korea Selatan. Ketujuh zona ekonomi khusus tersebut saling terintegrasi dan dikelola masing-masing pemerintah daerah Korea Selatan di bawah pengawasan dan koordinasi Kementerian Perdagangan, Industri dan Energi Korea Selatan.

Saat menerima Delegasi Indonesia, Hwang Jeong-gi menyambut baik penjajakan peluang kerja sama kedua belah pihak tersebut untuk Indonesia dan Korea. Menurutnya, Indonesia memiliki potensi ekonomi dan perdagangan, serta potensi pariwisata dan budaya yang sangat besar.

Hal ini didukung dengan letak geografis Indonesia yang strategis dan rentang kepulauan nusantara yang lima kali lebih luas dari Korea Selatan. Sebelumnya, pada Rabu (5/12), Delegasi Indonesia juga bertemu dengan pihak Otoritas Pelabuhan Busan yang merupakan pelabuhan ke-6 terbesar di dunia.

"Otoritas Pelabuhan Busan tertarik untuk menjalin kerja sama dengan Indonesia. Peluang inilah yang dapat dimanfaatkan sebagai upaya meningkatkan kinerja pelabuhan di Indonesia. Kami berupaya memberikan informasi fasilitas dan insentif yang dapat diberikan kepada Otoritas Pelabuhan Busan sebagai bentuk keseriusan untuk menjalin kerja sama di antara kedua belah pihak," jelas Olvy.

Pertemuan tersebut berjalan dengan baik dan akan ditindaklanjuti dengan komunikasi lebih lanjut dan kunjungan balasan dari Otoritas Pelabuhan Busan maupun BJFEZ ke Indonesia tahun mendatang. “Diharapkan penjajakan ini akan membuka jalan yang lebih besar untuk merealisasikan kerja sama di antara kedua belah pihak," tandas Olvy.

Sementara itu menindaklanjuti pertemuan tersebut, Kepala Indonesian Trade Promotion Center Kusuma Dewi menyampaikan, akan membawa Otoritas Pelabuhan Busan ke Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×