kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kemarau, target penyerapan beras kurang dari 2009


Senin, 10 September 2012 / 13:58 WIB
Kemarau, target penyerapan beras kurang dari 2009
ILUSTRASI. Regulator China melarang Tencent menguasai hak eksklusif di musik online


Reporter: Fahriyadi |

JAKARTA. Musim kemarau yang berkepanjangan berdampak pada target Perum Bulog menyerap produksi beras nasional tahun ini.

Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Ali Moeso mengaku pesimis bisa menyamai pencapaian tahun 2009 yang mencapai 3,6 juta ton beras. Padahal target awal Bulog di tahun ini mencapai 4,1 juta ton.

"Musim kemarau tahun ini memang telah menyebabkan kekeringan di beberapa daerah dan itu pasti berpengaruh," kata Sutarto dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR, Senin (10/9).

Sutarto mengatakan, penyerapan Bulog hingga 6 September 2012 dari dalam negeri telah mencapai 2,94 juta ton. Angka itu meningkat 6,71% dibanding tahun lalu pada periode yang sama.

Menurut Sutarto, jika tahun ini Bulog lancar menyerap 3,5 juta ton dan mengeluarkan 1,2 juta-1,3 juta ton beras dari September hingga akhir tahun atau sekitar 15.000 ton per hari, maka stok awal pada tahun 2013 sebesar 1,15 juta ton.

Angka itu kata Sutarto sudah cukup. Idealnya, Bulog menyimpan sekitar 1 juta-2 juta ton pada akhir tahun. "Saat ini stok beras Bulog mencapai 2,2 juta ton," katanya.

Walau begitu, Bulog harus mengamankan pengadaan beras. Sutarto bilang, Bulog akan membeli sebesar-besarnya pada musim penghujan karena setelah musim kemarau produksi beras dalam negeri benar-benar paceklik. "Penen cukup itu pada Maret dan April," katanya.

Di tahun depan, Bulog menargetkan untuk menyerap sekitar 3,9 juta ton dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang tidak naik atau sama dengan tahun ini sekitar Rp 6.600 per kilogram.

Sutarto juga menegaskan bahwa hingga kini Bulog belum melakukan impor dan belum ada perintah untuk mengimpor beras dari negara lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×