Reporter: Arif Wicaksono | Editor: Dadan M. Ramdan
JAKARTA. Pemerintah menargetkan cadangan beras nasional mencapai 2 juta ton pada akhir tahun nanti. Meski panen tahun ini lebih baik, tapi pemerintah memprediksi, target stok beras itu sulit dipenuhi dari produksi dalam negeri. Keran impor beras pun dibuka lagi.
Saat ini, Kementerian Perdagangan (Kemdag) sudah menjalin kerjasama impor beras dengan sejumlah negara. Salah satunya, dengan Kamboja.
Gita Wirjawan, Menteri Perdagangan bilang, impor beras itu mengamankan cadangan beras nasional. "Kerjasama dengan Kamboja sifatnya stand by saja. Ketika dibutuhkan, impor beras baru dilaksanakan," ujarnya, Senin (3/9).
Asal tahu saja, pada akhir Agustus lalu, Gita Wirjawan dengan Menteri Perdagangan Kamboja Cham Prasidh sudah meneken nota kesepahaman mengenai pengadaan pasokan beras, saat pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN.
Kamboja berkomitmen mengekspor beras ke Indonesia sebanyak 100.000 ton beras per tahun selama empat tahun. Harga pembelian beras impor itu disepakati lebih rendah dari harga pasar. Nah, di tahun ini, sebanyak 20.000 ton beras sudah siap untuk dikapalkan ke Indonesia.
Bayu Krisnamurthi, Wakil Menteri Perdagangan menambahkan, awalnya pemerintah mematok stok beras nasional sebanyak 1,5 juta ton di akhir tahun nanti. Tapi, sebagai antisipasi bila terjadi kelangkaan beras di sejumlah daerah akibat pengaruh cuaca, maka target stok beras nasional dinaikkan menjadi 2 juta ton.
Agar stok beras tetap aman, Bayu bilang, impor menjadi salah satu opsinya. "Ini bagian dari berjaga-jaga ketika cadangan beras nasional menipis atau kurang untuk memenuhi permintaan," ujarnya.
Menurut Bayu, pemerintah punya kesepakatan impor beras dengan perlakuan khusus sehingga memberikan banyak pilihan ketika harga beras di suatu negara naik bisa beralih ke negara lain.
Selain dengan Kamboja, Indonesia sudah menjalin kerjasama impor beras dengan Vietnam dan Thailand. "Selanjutnya juga dengan Myanmar," kata Bayu.
Terkait banyaknya kritik terhadap kebijakan impor beras, Bayu beralasan langkah ini sebagai langkah preventif saja. "Indonesia sekali impor bisa 500.000 ton sampai 1 juta ton. Jumlah ini sangat sulit untuk dipenuhi produsen dalam negeri," kilahnya.
Agusdin Faried, Direktur Pelayanan Publik Bulog juga optimistis, lembaganya mampu menyiapkan stok beras pada akhir tahun nanti sebesar 2 juta ton. Guna mencapai stok beras itu dibutuhkan tambahan pengadaan beras sebanyak 800.000 ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News