Reporter: Handoyo | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Melihat potensi inflasi yang tinggi selama puasa dan lebaran, pemerintah kini menyiapkan strategi menghambat kenaikan harga barang dan meredam inflasi.
Kementerian Perdagangan, Badan Urusan Logistik (Bulog) dan Kementerian Perhubungan mengklaim telah menyiapkan sejumlah rencana untuk mengantisipasi kelangkaan pasokan yang bisa memicu kenaikan harga barang.
Kementerian Perdagangan (Kemdag) misalnya, telah menyiapkan pasar murah yang akan digelar secara serentak di seluruh Indonesia. Setidaknya, kini Kemdag telah menidentifikasi 215 titik yang akan menjadi lokasi pasar murah.
Menteri Perdagangan Rachmat Gobel menilai, pasar murah bisa mengurangi beban masyarakat kecil. Dalam pelaksanaannya, pemerintah pusat akan bekerjasama dengan pemerintah daerah dan seluruh produsen bahan kebutuhan pokok untuk turut serta menyediakan barang dengan harga terjangkau.
Dalam hitungan Kemdag, pelaksanaan pasar murah di tiap titik bisa menjaring 2.000 orang - 5.000 orang konsumen. Untuk mengindari permainan spekulan, Kemdag telah memanggil beberapa asosiasi barang kebutuhan pokok untuk memastikan ketersediaan stok. "Pada 10 Juni 2015 lalu, seluruh pemangku kepentingan sudah berkomitmen untuk menjaga stabilitas harga," ujar Gobel, kemarin.
Adapun untuk meredam kenaikan harga pangan, Badan urusan Logistik (Bulog) juga akan memperbanyak operasi pasar.
Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti bilang, Bulog telah menggelar operasi pasar beras di Bandung. Dalam operasi pasar ini, Bulog menggelontorkan 300.000 ton beras dan 50.000 ton gula konsumsi. "Minggu depan operasi pasar daging. Pasokannya 15 ton per hari," ujarnya.
Djarot memastikan, pasokan beras yang dimiliki Bulog saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan beras nasional. Hingga Juni ini stok beras milik Bulog tercatat sebanyak 1,4 juta ton yang tersebar di 26 provinsi. Jumlah stok ini cukup untuk konsumsi selama enam bulan.
Perkecil disparitas harga
Sedangkan untuk memperkecil disparitas harga barang antar wilayah di Indonesia khususnya di Indonesia bagian timur, Kemdag bekerjasama dengan Kementerian Perhubungan (Kemhub) akan mengembangkan gerai maritim.
Caranya, Kemdag dan Kemhub membuka jalur perintis angkutan barang kebutuhan pokok dengan rute dan periode tetap di 30 pelabuhan di Indonesia timur. Sebagai tahap awal, untuk menyambut puasa dan lebaran tahun ini, kemarin Kemdag dan Kemhub telah meluncurkan pilot project kapal pengangkut kebutuhan pokok dari Tanjung Priok ke Serui, Papua.
Pemerintah menggandeng Asosiasi Perusahaan Ritel Indonesia (Aprindo) dan PT Pelni untuk mendukung kegiatan ini. Pada pengapalan pertama ini, pemerintah menggunakan Kapal Gunung Dempo dengan rute Tanjung Priok - Tanjung Perak - Makassar - Ambon - Sorong - Biak - Jayapura.
Khusus dari Biak, kapal akan menuju ke Serui. Agar distribusi barang kebutuhan pokok tidak terganggu, Kemhub juga mengeluarkan aturan khusus bagi kendaraan pengangkut barang kebutuhan pokok. Mulai 12 Juli 2015 (H-5 lebaran) sampai 21 Juli (H+3 lebaran) Kemhub melarang kendaraan angkutan barang untuk melintas di Lampung, Jawa dan Bali, kecuali kendaraan pengangkut bahan bakar minyak (BBM), gas, ternak dan bahan pokok.
Inflasi bulanan di bulan puasa dan lebaran selalu tinggi di kisaran 0,8% dan 1%. Pada puasa dan lebaran kali ini, ekonom BCA, David Sumual memprediksikan inflasi pada Juni - Juli 2015 di kisaran 1%.
David menilai, upaya stabilisasi harga barang yang dilakukan pemerintah menjelang lebaran ini hanya akan berdampak sesaat. Sebab, masalah utamanya ialah struktur tata niaga bahan pokok yang belum efisien.
Makanya, pemerintah perlu membuat langkah konkrit untuk mengatasi hal ini. Yaitu lewat penerbitan aturan turunan Peraturan Presiden (Perpres) nomor 71 tahun 2015 tentang Penetapan dan Penyimpanan Harga Kebutuhan Pokok dan Barang Penting. "Operasi pasar hanya solusi instan, yang diperlukan solusi lebih struktural untuk menjawab persoalan utama," ujar David.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News