kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.838   -98,00   -0,62%
  • IDX 7.384   -108,06   -1,44%
  • KOMPAS100 1.138   -20,96   -1,81%
  • LQ45 901   -18,70   -2,03%
  • ISSI 224   -1,86   -0,82%
  • IDX30 463   -11,32   -2,38%
  • IDXHIDIV20 560   -12,38   -2,16%
  • IDX80 130   -2,40   -1,81%
  • IDXV30 139   -1,66   -1,18%
  • IDXQ30 155   -3,12   -1,97%

Keluarga penumpang AirAsia didampingi psikiater


Selasa, 30 Desember 2014 / 13:52 WIB
Keluarga penumpang AirAsia didampingi psikiater
ILUSTRASI. Jadwal Berlaku Ganjil Genap Sore (12/7) di Jakarta, Jangan Kena Tilang!


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

SURABAYA. Puluhan psikiater melakukan pendampingan terhadap keluarga penumpang pesawat AirAsia QZ8501 yang berada di Posko Crisis Centre Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur. Mereka ditugaskan untuk mendampingi keluarga penumpang yang diselimuti kecemasan menanti kepastian nasib kerabat mereka. Kecemasan ini dikhawatirkan akan memberikan efek berlebihan pada kondisi psikologis keluarga.

Para relawan itu terdiri dari para relawan dan juga tenaga dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya.

"Dari Unair yang diterjunkan adalah mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Psikiatri," kata Direktur RSU dr Soetomo Surabaya, dr Dodo Anondo, Selasa (30/12).

Para psikiater bertugas dalam tiga shift yaitu pukul 08.00-12.00 WIB, pukul 12.00-16.00 WIB dan pukul 16.00-20.00 WIB.

"Masing-masing tim terdiri dari dua dokter PPDS psikiatri dan satu orang psikiater," jelasnya.

Mereka bertugas mendampingi keluarga penumpang agar tidak mengalami tekanan batin berlebihan selama menunggu kepastian nasib penumpang pesawat jurusan Surabaya-Singapura yang hilang kontak sejak Minggu (28/12) pagi lalu.

Hingga memasuki hari ketiga ini, ratusan keluarga dan kerabat penumpang QZ8501 masih memenuhi ruang Crisis Centre Bandara Juanda untuk memantau perkembangan hasil pencarian pesawat tersebut. Proses pencarian hari ini diperluas hingga menyusuri Selat Karimata sampai Teluk Kumai di Kalimantan. Sebelumnya penyisiran dilakukan di wilayah perairan Belitung Timur, namun belum membuahkan hasil. (Kontributor Surabaya, Achmad Faizal)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×