kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kejar kemajuan, ini yang dibutuhkan Indonesia menurut Jokowi


Jumat, 16 Agustus 2019 / 11:02 WIB
Kejar kemajuan, ini yang dibutuhkan Indonesia menurut Jokowi


Reporter: Grace Olivia | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam pidato kenegaraannya di DPR RI hari ini, Jumat (16/8), Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan Indonesia harus bergerak cepat mengejar kemajuan.

“Langkah demi langkah tidak lagi cukup, lompatan demi lompatan yang kita butuhkan. Lambat asal selamat tidak lagi relevan, yang kita butuhkan adalah cepat dan selamat,” ujar dia.

Baca Juga: Era disrupsi, Jokowi: Indonesia tidak takut bersaing!

Untuk mengejar ketertinggalan, Jokowi mengatakan, Indonesia membutuhkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta terobosan-terobosan jalan pintas yang cerdik yang mudah yang cepat.

Dari sisi sumber daya manusia (SDM), Indonesia juga membutuhkan SDM unggul yang berhati Indonesia, berideologi Pancasila, SDM unggul yang toleran yang berakhlak mulia, serta SDM unggul yang terus belajar bekerja keras, dan berdedikasi.

Selain itu, Indonesia juga membutuhkan inovasi-inovasi yang disruptif yang membalik ketidakmungkinan menjadi peluang.

Baca Juga: Jokowi: Indonesia maju adalah peran seluruh anak bangsa

“Yang membuat kelemahan menjadi kekuatan dan keunggulan. Yang membuat keterbatasan menjadi keberlimpahan. Yang mengubah kesulitan menjadi kemampuan. Yang mengubah tidak berharga menjadi bernilai untuk rakyat dan bangsa,” lanjutnya.

Berbekal inovasi, kualitas SDM, dan penguasaan teknologi, Jokowi meyakini, Indonesia bisa keluar dari kutukan sumber daya alam. Jokowi menyatakan, kekayaan alam seperti Bauksit, batubara, kelapa sawit, ikan, dan yang lainnya tidak cukup. Diperlukan hilirisasi untuk ekonomi melompat lebih jauh lagi.

Indonesia, lanjutnya, telah membangun industri pengolahan bauksit sehingga impor alumina tidak perlu dilakukan. Juga membangun hilirisasi industri batubara menjadi DME (Dimethyl Ether) sehingga bisa mengurangi impor jutaan ton LPG setiap tahunnya.

Baca Juga: Pidato kedua sidang MPR, Jokowi ganti kostum pakai pakaian adat Sasak

Indonesia juga membangun hilirisasi industri nikel menjadi ferro nikel sehingga nilai tambah nikel akan meningkat 4 kali lipat.

“Kita harus berani memulai dari sekarang beberapa lompatan kemajuan sudah kita lakukan,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag

TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×