kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

KCIC kebut syarat pencairan pinjaman proyek kereta cepat Jakarta-Bandung


Selasa, 20 Februari 2018 / 16:38 WIB
KCIC kebut syarat pencairan pinjaman proyek kereta cepat Jakarta-Bandung
ILUSTRASI. Kereta cepat China - ilustrasi KCIC


Reporter: Ramadhani Prihatini | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menargetkan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung sudah bisa mendapatkan kucuran pinjaman dari China Development Bank (CBD) Maret mendatang. Tapi, sampai saat ini, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) masih berkutat merampungkan detail persyaratan pinjaman itu.

Chairman PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), Sahala Lumban Gaol menjelaskan saat ini konsorsium investor kereta cepat sudah menyelesaikan mayoritas persyaratan yang diminta CDB. Diharapkan, finalisasi persayaratan bisa segera dilakukan.

Kata Sahala, proses pengajuan pinjaman tersebut sudah sejak tahun 2015, berulang kali persyaratan dari CDB harus dilengkapi.

"Sebetulnya isunya kan selalu bank itu melihat dari kepentingan mereka. Karena ini project financing, jadi bank itu sangat teliti. Ini bagian dari negosiasi, tidak ada di situ mengada-ada, jadi permintaan mereka (CDB) wajar-wajar saja," jelas Sahala, Selasa (20/2).

Plt Direktur Utama KCIC, Dwi Windarto bilang, jika pengajuan pinjaman itu disetujui bulan depan, maka proyek ini akan menerima US$ 500 juta atawa tiga kali lipat dari kontribusi ekuitas per November 2017 yakni Rp 2,5 triliun. Pasalnya sesuai dengan perjanjian, komposisi pembiayaan akan berasal dari 75% pinjaman CBD dan 25% modal konsorsium.

"Saat ini untuk sementara pendanaannya menggunakan ekuitas dari pemegang saham," ujar Dwi.

Sahala menjelaskan, konsorsium kedua negara di proyek ini sudah merogoh modal hingga Rp 4 triliun untuk 10% pembangunan dari total konstruksi sepanjanag 142 km. Meskipun konsorsium masih sanggup membiayai 25% dari total investasi atau senilai Rp 20 triliun, tapi pihaknya berharap pencairan pinjaman bisa segera dilakukan.

"Tapi kita harus memenuhi apa yang sudah diperjanjikan dengan baik, tentu target kita semua (Maret). Jadi persyaratan harus berjalan terus," pungkas Sahala.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×