kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.220   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Kata Sri Mulyani terkait defisit anggaran 2020 yang mencapai Rp 956 triliun


Rabu, 06 Januari 2021 / 16:05 WIB
Kata Sri Mulyani terkait defisit anggaran 2020 yang mencapai Rp 956 triliun
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan defisit anggaran tahun 2020 masih di bawah aoutlook pemerintah. Namun jauh di atas kondisi normal saat belum ada pandemi Covid-10.

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) sepanjang 2020 sebesar Rp 956,3 triliun. Angka tersebut setara 6,09% dari produk domestik bruto (PDB).

Namun demikian, defisit APBN tahun lalu berada di bawah outlook pemerintah sebesar 6,34% sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan  Presiden (Perpres) 72 Tahun 2020 terkait postur APBN Tahun Anggaran 2020.

“Defisit APBN lebih baik dari yang ditulis dalam Perpres 72, namun  memang defisit ini lebih besar dari UU awal dalam kondisi sehat yang hanya 1,76% atau Rp 307,2 triliun,” kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN 2020, Rabu (6/1).

Baca Juga: Ekonomi membaik, cadangan devisa diproyeksi terus meningkat

Secara rinci defisit anggaran pada 2020 disebabkan karena penerimaan negara yang minus 16,7% year on year (yoy) dengan realisasi sebesar Rp 1.631,6 triliun. Pencapaian ini juga setara dengan 96,1% dari target penerimaan negara yang dipatok sebesar Rp 1.699,9 triliun.

Sri Mulyani mengatakan penerimaan negara loyo terutama akibat realisasi penerimaan pajak yang kontraksi hingga 19,7% yoy. Hal ini tidak lain disebabkan oleh dampak pandemi virus corona yang menggerus perekonomian.

Namun demikian, realisasi belanja negara sepanjang 2020 sebesar Rp 2.589,9 triliun atau tumbuh 12,2% dari belanja negara di periode sama tahun lalu sejumlah Rp 2.309,3 triliun. Hanya saja, belanja negara tahun lalu cuma mampu terserap 94,6% dari outlook.

Sementara itu, dari sisi pembiayaan anggaran pada Januari hingga Desember 2020 sebesar Rp 1.190,9 triliun, lebih tinggi 14,6% dari yang dipatok dalam postur pada Perpres 72/2020 senilai Rp 1.039,2 triliun.

“APBN bekerja luar biasa sehingga APBN kita menjaga kondisi yang tekanan luar biasa ini yang menjadi desain konsolidasi, tapi tetap mendukung perekonomian agar betul-betul untuk tetap pulih,” ujar Sri Mulyani.

Selanjutnya: Sri Mulyani: Penerimaan pajak bisa ambles hingga mendekati minus 20%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×