Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dengan perkembangan wabah Covid-19, Bank Indonesia (BI) mengaku dalam dua minggu ini volatilitas di pasar keuangan cenderung meningkat.
Ini disebabkan oleh investor asing yang cenderung panik menjual kepemilikannya pada saham dan Surat Berharga Negara (SBN) sehingga membuat kuotasi antara traders bank atau brokers bisa memiliki spread yang cukup besar.
Baca Juga: Jelang penutupan, rupiah nangkring di level Rp 16.140 per dolar AS
"Para investor global melepas sahamnya, SBN nya, dan kemudian ingin membeli dollar. Mereka tempatkan ke beberapa pihak termasuk bank di interbank maupun broker sehingga kondisi panik itu, kuotasi antara rupiah di beberapa brokers dan banks, spreadnya sangat lebar," jelas Gubernur BI Perry Warjiyo, Kamis (26/3) di Jakarta.
Untuk mengatasi hal tersebut, Perry mengaku bahwa BI akan mengupayakan semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan dollar, apalagi BI sebagai satu-satunya pemasok dollar.
Selain itu, bank sentral juga akan berupaya untuk mendekatkan kurs antara brokers dan perbankan. Salah satunya dengan kebijakan rate convergence.
Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) siapkan Rp 25 miliar untuk bantu menanggulangi covid-19