kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Kata Apindo perihal wacana pematokan kurs rupiah atas dollar


Senin, 07 Mei 2018 / 09:55 WIB
Kata Apindo perihal wacana pematokan kurs rupiah atas dollar
ILUSTRASI. Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani angkat bicara atas wacana kebijakan pematokan kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Menurutnya kebijakan tersebut dianggap rentan.

Ia mencontohkan tahun 1998 saat Indonesia melakukan pematokan kurs yang akhirnya memberikan tekanan yang lebih besar karena melawan pasar.

Walaupun begitu, ia menyatakan kejadian dengan saat ini sudah berbeda. Pemerintah dapat mematok kurs rupiah terhadap dollar, dengan syarat memiliki cadangan devisa yang besar.

Sedangkan menurutnya, saat ini pembentukan devisa Indonesia masih lambat karena pemerintah tidak serius menggarap ekspor. Hal tersebut terlihat dari ekspor yang tertinggal dibandingkan negara kompetitor sehingga rentan terhadap pada pelemahan.

Hariyadi menjelaskan saat ini nilai ekspor Indonesia berkisar Rp 165 miliar sampai Rp 170 miliar, sedangkan Thailand yang memiliki jumlah penduduk lebih sedikit mampu mendapatkan sekitar Rp 220 miliar di luar pariwisata. Sedangkan dari pariwisata, Thailand memiliki wisatawan sekitar 30 juta.

Lanjutnya, kebijakan pematokan tersebut akan memberikan ruang kepada para spekulan untuk bermain di dalamnya. Oleh sebab itu, Hariyadi menyarankan untuk saat ini membiarkan nilai tukar rupiah bergerak terus sampai memiliki devisa yang besar.

Hariyadi menyarankan untuk meningkatkan daya ekspor, secara bertahap pemerintah dapat mendukung dengan mengurangi impor. Selain itu, juga harus dengan mencari barang substitusi di dalam negeri.

Ia mengungkapkan Indonesia sebenarnya memiliki potensi yang besar untuk melakukan ekspor. Hariyadi mencontohkan di sektor perikanan.

Menurutnya, Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan hanya cenderung mendorong dalam penegakan hukum saja. Sedangkan untuk produk hasil tangkapannya yang sebenarnya dapat diolah dan diekspor tidak diperhatikan sehingga ekspor pada sektor perikanan mengalami penurunan.

Selain itu, pemberian insentif terhadap produk olahan juga dinilai perlu karena dapat meningkatkan nilai ekspor.

Saat ini pengusaha melakukan antisipasi terhadap risiko kurs dengan melakukan penyesuaian-penyesuaian harga, peninjauan kapasitas produksi, dan mencari barang substitusi dalam negeri.

Sedangkan untuk proyeksi nilai tukar rupiah, Hariyadi menyatakan pengusaha hanya mengikuti arus karena tidak dapat menentukan berapa kemungkinan nilai tukar rupiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×