Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kasus keracunan makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali mencuat.
Kali ini, belasan siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) 33 Kasipute, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, dilaporkan mengalami gejala keracunan seperti muntah-muntah dan sakit perut usai menyantap ayam tepung yang diduga basi.
Baca Juga: Daya Beli Melemah Ditambah Program MBG yang Tak Optimal Bikin Harga Ayam Tertekan
Menanggapi kejadian tersebut, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Dadan Hindayana menyatakan, pihaknya akan meninjau langsung lokasi kejadian serta melakukan evaluasi menyeluruh terhadap standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku di setiap unit Satuan Pelaksana Program Gizi (SPPG).
"Kami akan meninjau dan evaluasi di setiap SPPG untuk memastikan bahwa standar kualitas dipatuhi dengan baik," ujar Dadan dalam keterangan resmi, Jumat (25/4).
Evaluasi ini diharapkan mampu mengidentifikasi potensi celah dalam pelaksanaan program MBG, termasuk pada unit operasional dapur seperti SPPG Yayasan Darul Ilhamiyah Nusantara di Kelurahan Kasipute.
Kepala SPPG Yayasan Darul Ilhamiyah Nusantara, Riska Purnama Sari, menyampaikan permohonan maaf kepada para penerima manfaat dan masyarakat yang terdampak.
Baca Juga: Badan Gizi Nasional Resmikan Rumah Susu di Bogor untuk Dukung Program MBG
Ia menyebut, saat ini tim SPPG telah melakukan penarikan makanan yang diduga terkontaminasi serta melakukan langkah-langkah pencegahan.
"Kami berkomitmen untuk segera melakukan perbaikan mutu makanan agar tidak ada kejadian yang berulang," kata Riska.
Pihak SPPG juga bekerja sama dengan unsur satuan organisasi perangkat daerah (OPD) Kabupaten Bombana guna memastikan peningkatan pengawasan ke depan.
Sementara itu, Kepala SDN 33 Kasipute, Santi Jamal, mengonfirmasi sebanyak 13 siswa mengalami gejala keracunan pada Rabu (23/4), hari ketiga pelaksanaan program MBG untuk 439 siswa.
Baca Juga: Pengamat: Program MBG Tak Perlu Dihentikan, Tapi Perlu Evaluasi Total Tata Kelola
Dua hari pertama program berjalan aman, namun pada hari ketiga, masalah muncul saat pembagian makanan bagi siswa kelas 1 hingga 3.
"Ayam yang disajikan berbau busuk dan berwarna hitam. Anak-anak panik dan sebagian muntah. Kami langsung menghentikan konsumsi makanan dan melakukan penanganan," ungkap Santi.
Siswa kelas 4 hingga 6 yang dijadwalkan makan satu jam setelahnya juga tidak diperkenankan menyantap menu yang telah disiapkan.
Kejadian ini menjadi alarm bagi pemerintah dan pelaksana program untuk meningkatkan pengawasan serta memperketat kontrol kualitas dalam penyediaan makanan bergizi gratis, terutama menjelang peluncuran skala nasional yang direncanakan dalam waktu dekat.
Selanjutnya: Bank Dunia Ramal Rasio Utang RI Naik Jadi 40,1% dari PDB, Defisit APBN Bisa Bengkak
Menarik Dibaca: Darah Tinggi Tidak Boleh Makan Apa Saja? Ini 9 Pantangannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News