Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Gizi Nasional (BGN) akan menambah prosedur operasional standar (SOP) baru dalam pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG).
Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, usai meninjau langsung korban keracunan yang diduga akibat makan bergizi gratis MBG di beberapa sekolah di Cianjur, Jawa Barat.
"Dari peristiwa ini, Badan Gizi Nasional menambah satu SOP dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis, yaitu, sisa makanan tidak dibersihkan di sekolah tapi di SPPG," kata Dadan dalam keterangan resminya, Rabu (23/4).
Selain itu, akan dilakukan beberapa pelatihan tambahan untuk penguatan SDM di lapangan dalam melaksanakan program MBG.
Lebijh lanjut, Dadan menerangkan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi Cianjur telah beroperasi sejak 15 Januari 2026. Setiap hari SPPG ini memproduksi 2071 porsi hingga 3.470 porsi Makan Bergizi Gratis untuk pemenuhan gizi anak-anak kita di sembilan sekolah.
Baca Juga: Pengamat: Program MBG Tak Perlu Dihentikan, Tapi Perlu Evaluasi Total Tata Kelola
Namun, Dadan menegaskan musibah keracunan ini adalah kejadian pertama. Pihaknya juga berkomitmen terus mendalami penyebab dari keracunan yang terjadi.
"Berbagai penyebab dari keracunan masih terus kami ditelusuri dengan teliti," ujarnya.
Berdasarkan laporan yang diterimanya, jumlah siswa yang terdampak akibat mengonsumsi Makan Bergizi Gratis, yaitu 52 dari 788 siswa MAN 1 Cianjur dan 20 dari 167 Siswa SMP PGRI 1 Cianjur.
Namun begitu, Dadan memastikan seluruh korban keracunan telah diberikan pertolongan pertama dan mendapatkan perawatan yang baik.
"Semuanya telah ditangani dengan baik," lanjutnya.
Sebelumnya, sebanyak 78 siswa mengalami keracunan setelah menyantap hidangan MBG di Cianjur. Dari jumlah itu, 55 siswa berasal dari MAN 1 Cianjur, sedangkan 23 lainnya dari SMP PGRI 1 Cianjur.
“Sebagian besar siswa yang mengalami gejala sempat menjalani perawatan di rumah sakit dan sudah pulang. Namun, masih ada beberapa siswa yang masih dirawat,” ujar Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas MAN 1 Cianjur, Rahman Jaenudi kepada Kompas.com, Selasa (22/4).
Pihak sekolah juga mendata siswa yang dirawat di puskesmas dan terus berkoordinasi dengan orangtua.
Baca Juga: Program Jumbo yang Rawan Penyimpangan
Selanjutnya: Badan Gizi Nasional Resmikan Rumah Susu di Bogor untuk Dukung Program MBG
Menarik Dibaca: Apakah Anak-Anak Boleh Minum Kopi? Ini Jawabannya!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News