kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.915.000   44.000   2,35%
  • USD/IDR 16.400   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.142   47,86   0,67%
  • KOMPAS100 1.041   10,44   1,01%
  • LQ45 812   9,62   1,20%
  • ISSI 224   0,88   0,39%
  • IDX30 424   4,46   1,06%
  • IDXHIDIV20 504   1,88   0,37%
  • IDX80 117   1,34   1,15%
  • IDXV30 119   0,16   0,14%
  • IDXQ30 139   1,43   1,04%

Kartu prakerja dinilai kurang efektif, ini saran untuk pemerintah


Jumat, 19 Juni 2020 / 18:33 WIB
Kartu prakerja dinilai kurang efektif, ini saran untuk pemerintah
ILUSTRASI. Warga mencari informasi tentang pendaftaran program Kartu Prakerja gelombang kedua di Jakarta, Senin (20/4/2020). Pemerintah membuka gelombang kedua pendaftaran program yang bertujuan memberikan keterampilan untuk kebutuhan industri dan wirausaha itu mula


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pengamat Ketenagakerjaan dari Universitas Airlangga, Hadi Subhan menilai, pelaksanaan program kartu prakerja kurang efektif.

Hadi mengatakan, yang dibutuhkan pekerja terdampak Covid-19 adalah bantuan tunai untuk bertahan hidup karena pekerja tersebut terkena pemutusan hubungan pekerja (PHK) maupun dirumahkan tanpa upah. Sehingga alokasi dalam prakerja yang berupa pelatihan adalah salah sasaran.

Baca Juga: Setelah disorot KPK, ini yang dilakukan pemerintah terkait program kartu prakerja

Kemudian, konten pelatihan dalam program prakerja adalah teoretis dan bukan praktis. Padahal, pekerja lebih membutuhkan pelatihan praktis yang mesti dilatih di lapangan.

Sedangkan dalam kartu prakerja hanya semacam tutorial yang dinilai sama dengan pelatihan yang banyak diunduh secara gratis di youtube atau sejenisnya. “Kelemahan data yang (berpotensi) menyebabkan distribusi (kartu prakerja) akan salah sasaran,” kata Hadi kepada Kontan, Jumat (19/6).

Hadi menyarankan agar pemerintah menghilangkan alokasi pelatihan dalam program prakerja dan merelokasinya menjadi bantuan tunai. Selain itu, terkait data, pemerintah bisa memanfaatkan data dinas tenaga kerja di daerah yang bekerjasama dengan Apindo atau Kadin tentang laporan ketenagakerjaan.

Selain itu, Hadi menilai rekomendasi KPK terkait pelaksanaan program prakerja tepat.

Baca Juga: KPK temukan masalah di kartu prakerja, begini respons Istana Kepresidenan

Seperti diketahui, KPK menyoroti beberapa hal, diantaranya, terkait belum optimalnya Nomor Induk Kependudukan (NIK) untuk validasi peserta, konten program prakerja yang dinilai tidak layak karena konten telah ada di platform lainnya secara gratis, program pelaksanaan yang berpotensi fiktif dan tidak efektif, serta terkait mitra kerja dalam program prakerja.

“(Rekomendasi KPK) Tepat,” ujar Hadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×