Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah bakal meningkatkan operasi keamanan maritim di perairan Natuna, dekat Laut China Selatan, setelah kapal Penjaga Pantai China terlihat di kawasan itu.
Kapal Penjaga Pantai China memasuki Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia di Laut Natuna Utara pada Sabtu (12/9) lalu dan baru keluar dari wilayah tersebut pada Senin (14/9).
Kapal KN Pulau Nipah-321 milik Badan Keamanan Laut (Bakamla) berhasil mengusir kapal Penjaga Pantai China, setelah sempat bersitegang melalui radio karena saling menegaskan posisi dan klaim atas wilayah laut itu.
Sejatinya, di bawah hukum internasional, Kepala Bakamla Aan Kurnia mengatakan, perjalanan kapal asing boleh melalui ZEE negara lain. Tetapi, kapal Penjaga Pantai China terlalu lama berada di ZEE Indonesia.
Baca Juga: Sempat bersitegang di radio, Bakamla usir kapal coast guard China di Natuna
"Karena yang ini berlayar, lalu berputar-putar, kami menjadi curiga. Kami mendekatinya dan mengetahui itu adalah kapal Penjaga Pantai China," kata Aan kepada Reuters, Selasa (15/9).
Karena itu, Aan mengungkapkan, Bakamla dan TNI Angkatan Laut akan meningkatkan operasi di perairan Natuna.
China mengatakan pada Selasa (15/9), kapal Penjaga Pantai mereka berpatroli secara normal di perairan di bawah yurisdiksinya, sebagai tanggapan atas laporan Indonesia bahwa kapal itu memasuki ZEE.
"Hak dan kepentingan China di perairan yang relevan sudah jelas," ujar Wang Wenbin, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, seperti dikutip Reuters. Dia bilang, China dan Indonesia telah berkomunikasi tentang masalah tersebut.
Selanjutnya: Indonesia layangkan protes setelah Coast Guard China terobos Laut Natuna Utara
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News