kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Kalla: China bermasalah kalau menentang COC LCS


Selasa, 08 Agustus 2017 / 17:22 WIB
Kalla: China bermasalah kalau menentang COC LCS


Sumber: Antara | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Wakil Presiden Jusuf Kalla berpendapat bahwa China yang akan bermasalah jika terus menentang Kode Tata Perilaku (COC) bersama Asosiasi Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN) di Laut China Selatan (LCS).

"Soal China Selatan, saya kira China juga tidak akan membawa konflik, karena kalau konflik perdagangan China akan masalah karena 60 persen perdagangan China lewat Laut China Selatan," kata JK di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa.

Pernyataan tersebut disampaikan Wapres terkait peran Indonesia menggalang persatuan ASEAN dalam momentum peringatan 50 tahun berdirinya ASEAN, 8 Agustus 2017, khususnya terkait masalah LCS.

"Memang ada kasus-kasus tertentu ada perbedaan sikap, tapi kasus-kasus yang lain satu, katakanlah kita hadapi teroris, masih sama, masalah ekonomi, itu sama, cuma kasus Laut China Selatan saja yang kemarin agak berbeda paham, itu saja sebenarnya yang berbeda paham, tentu mungkin ada pengaruh-pengaruh dari negara luar sehingga terjadi perbedaan pandangan," kata dia.

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi telah menghadiri Pertemuan Luar Negeri ASEAN Ke-50 di Manila, Filipina, pada 4-8 Agustus 2017.

Oleh karena itu, Wapres meminta delegasi Indonesia di ASEAN untuk tidak ragu dalam mendorong konsensus negara-negara ASEAN dalam menyelesaikan COC LCS demi menjaga kestabilan keamanan dan perdamaian di kawasan.

Menurut Wapres, meskipun Indonesia bukan termasuk negara pengklaim wilayah LCS, namun Indonesia memiliki kepentingan untuk menjaga stabilitas di kawasan tersebut karena jika terjadi konflik, semua negara akan terkena dampaknya.

"Ya, Indonesia sebagai negara yang besar, cuma sistemnya di ASEAN ini kan negara besar, kecil, sama kan, nah kita berusaha untuk mempengaruhi supaya kita objektif melihat itu bagaimana , tapi juga masalah China Selatan jangan kita terlalu ragu juga," kata dia.

Meskipun bukan negara pengklaim, Wapres mengingatkan bahwa wilayah perairan Natuna yang berbatasan langsung dengan LCS memiliki sumber daya alam yang melimpah sehingga penerapan COC LCS akan makin menjamin stabilitas di kawasan sekitarnya.

"Ya, kita ada di perbatasannya, Natuna itu dan di situ kaya akan sumber daya alam, jadi kita juga harus memperkuat pertahanan di situ," kata Wapres. (Azizah Fitriyanti)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×