Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menurut Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, ada tiga fenomena langka yang terjadi di tahun 2018 yang menimbulkan jiwa dan kerugian ekonomi yang begitu besar.
Tiga kejadian itu adalah gempa di Nusa Tenggara Barat, gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah, dan tsunami di Selat Sunda. Ditinjau dari korban dan kerugiannya, kejadian yang paling besar selama 2018 adalah gempa yang diikuti oleh tsunami dan likuefaksi di Sulawesi Tengah.
"Kejadian ini menyebabkan 2.101 meninggal dunia, 1.373 orang hilang, luka-luka 4.438, pengungsi 221.450 orang, rumah rusak 68.451 unit, kerugian dan kerusakan Rp 18,47 triliun rupiah," kata Sutopo di kantor BNPB, Utan Kayu, Jakarta Timur, Selasa (25/12).
Kejadian terbesar kedua adalah gempa beruntun di Lombok dan Sumbawa. Menurut catatan BNPB, akibat gempa ini 553 orang meninggal dunia, 1886 luka-luka, 11.510 orang mengungsi, 149.715 rumah rusak dan kerugian ekonomi mencapai Rp 17,13 triliun.
Paling baru adalah tsunami yang terjadi di Selat Sunda, Sabtu (22/12). Tsunami ini tergolong fenomena yang langka karena dipicu oleg longsoran bawah laut dan erupsi Gunung Anak Krakatau. Data sementara BNPB, sebanyak 429 orang meninggal dunia karena kejadian ini. Sementara kerugian ekonomi masih dalam pendataan.
Jumlah korban tersebut meliputi di 5 kabupaten terdampak, yaitu Kabupaten Serang, Pandeglang, Lampung Selatan, Pesawaran, dan Tanggamus. "Kalau kita lihat perbandingannya, di kerugiannya tidak akan melebihi dampak bencana yang terjadi di NTB dan Sulteng. Penanganan masih terus kita lakukan," ujar Sutopo.
Selain korban meninggal, tercatat 1.485 orang luka-luka, 154 orang hilang. BNPB juga mencatat, ada 16.802 orang yang mengungsi di sejumlah daerah. Jumlah ini masih sangat mungkin bertambah seiring dengan proses evakuasi yang masih terus dilakukan. (Fitria Chusna Farisa)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "BNPB: Tiga Fenomena Alam Langka Terjadi di Tahun 2018, Terbesar di Sulawesi Tengah "
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News