kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kala tempe mengusik sahur SBY dan Ani Yudhoyono


Jumat, 27 Juli 2012 / 14:38 WIB
Kala tempe mengusik sahur SBY dan Ani Yudhoyono
Harga komoditas diproyeksi turun di bulan Juni menjadi salah satu penyokong deflasi di Juni 2021. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Yudho Winarto |

JAKARTA. Belakangan ini tempe dan tahu menjadi komoditas yang paling ramai dibicarakan. Pasalnya, hidangan yang akrab di meja makan ini tiba-tiba menjadi barang langka dan mahal.

Kondisi ini pun mengusik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ibu Negara Ani Yudhoyono. Banyak pesan singkat yang langsung menanyakan krisis makanan khas itu.

"Saya menerima banyak SMS, Ibu Ani bahkan setelah sahur dini hari ini juga menerima SMS menyangkut masalah tempe," aku SBY saat jumpa pers di Kementerian Perindustrian, Jumat (27/7).

Ia membela diri, bahwa krisis tempe ini bukan kemauan pemerintah. Menurutnya, situasi ini adalah imbas kekeringan panjang di Amerika sebagai produsen kedelai terbesar. Alhasil negara pengimpor seperti Indonesia ikut terpukul.

Pemerintah pun sudah mengambil langkah untuk membebaskan bea masuk impor kedelai. Harapannya untuk bisa meredam kenaikan harga kedelai yang di pasarnya sudah mencapai Rp 8.000. Selain itu, membuka pintu impor untuk asosiasi atau koperasi pengrajin tempe.

"Semua akan difasilitasi Kementerian Perdagangan, ini bagian upaya atasi masalah," katanya.

Lebih lanjut, SBY juga menekankan pentingnya peningkatan produksi kedelai dalam negeri. Kebutuhan kedelai untuk konsumsi dalam negeri mencapai 2,2 juta ton per tahun. Sedangkan produksi kedelai hanya mencapai 800.000 - 850.000 ton kedelai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×