Reporter: Ramadhani Prihatini | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Kinerja sejumlah bank BUMN tengah menurun. Kondisi bisa berimplikasi pada merosotnya setoran dividen perusahaan plat merah itu untuk APBN 2017.
Asal tahu saja, setoran dividen bank BUMN yang terus mengecil dalam beberapa tahun terakhir. Tahun lalu, bank BUMN menyumbang dividen Rp 6,8 triliun atas laba tahun 2015, di bawah setoran dividen tahun sebelumnya yang senilai Rp 10,26 triliun.
Melihat hal ini, kata Gatot Trihargo, Deputi Bidang Jasa Keuangan Kementerian BUMN, pihaknya akan memeriksa CAR (Capital Adequacy Ratio) bank BUMN sampai memenuhi Basel III di 2019.
"Yang nantinya bertujuan penetapan dividend pay out ratio bisa pas untuk tiap-tiap banknya,"kata Gatot pada KONTAN, Jumat (17/2).
Gatot bilang sensitivitas analisis tiap bank akan pihaknya pelajar. Guna mengerek dividen sektor keuangan. Meski begitu, Gatot belum bisa menargetkan kapan langkah tersebut bisa mantap diselesaikan.
"Yang penting target dividen yang harus disetor ke negara tercapai," ujar Gatot.
Sebelumnya, pada konferensi pers Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, pada Kamis (16/2). Gubernur Bank Indonesia, Agus D Martowardojo bilang pihaknya akan mengeluarkan kebijakan makro prudensial guna kembali menyehatkan sektor keuangan Indonesia.
"Kami sedang mengkaji kebijakan makro prudensial untuk menjaga kesehatan institusi keuangan di Indonesia,"kata Agus, Kamis (16/2).
Kata Agus profitabilitas sektor keuangan yang menurun akibat peningkatan rasio NPL dan pertumbuham kredit yang lebih pelan. Perlu kajian mendalam untuk nantinya kebijakan apa yang dilakukan.
Tapi yang jelas kata Agus jika setoran dividen dari BUMN sektor keuangan menurun, pemerintah harus mencari alternatif penerimaan APBN 2017.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Suahasil Nazara bilang pemerintah mungkin akan lebih memperhatikan pergerakan penerimaan APBN, termasuk dari dividen BUMN. Di tahun ini pemerintah yang menargetkan penerimaan dividen BUMN senilai Rp 41 Triliun, kata Suahasil pembagian setorannya akan diatur oleh Kementerian BUMN.
"Untuk bagaimana caranya agar BUMN bisa memenuhi target setoran deviden di APBN 2017, nanti kami masih akan bicarakan dengan Kementerian BUMN," kata Suahasil pada KONTAN, Jumat (17/2).
Sementara itu, pengamat ekonomi dari Universitas Padjajaran, Ina Primiana menyatakan pemerintah harus bisa mendorong masyarakat menggunakan perbankan untuk segala kegiatannya.
Serta tidak membebankan biaya terlalu banyak untuk perbankan. "Perbankan juga jangan dibebani oleh cost yang tidak seharusnya," ujar Ina.
Nah kalau setoran mengecil, kata Ina pemerintah mungkin hanya punya pilihan genjot pajak atau potong anggaran. Tapi kata Ina pemerintah tidak boleh sembarangan memotong anggaran.
"Pemerintah harus hati-hati jangan sembarangan potong anggaran, jangan sampai memotong anggaran proyek lanjutan atau yang sudah punya komitmen dengan pihak ketiga," pungkas Ina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News