Reporter: Venny Suryanto | Editor: Noverius Laoli
“Ini krusial agar perusahaan atau pabrik tetap produktif dan bisa meningkatkan produktifitas tanpa terkendala PSBB atau isu penyebaran wabah di pabrik yang bisa menyebabkan pabrik ditutup sementara atau tutup total,” tambahnya.
Kedua, harus ada perbaikan dan percepatan distribusi stimulus korporasi. Dimana hingga saat ini masih belum jalan kepada pelaku usaha manufaktur, khususnya manufaktur padat karya. Sebab, stimulus ini membantu agar perusahaan tetap mengupayakan peningkatan produksi tanpa melakukan layoff.
Baca Juga: PMI turun lagi, deflasi Indonesia masih berlanjut
Ketiga, perlu dukungan RUU Cipta Kerja agar segera disahkan segera, supaya investasi dapat masuk ke sektor manufaktur national.
“Dengan demikian sektor manufaktur nasional memiliki lebih banyak modal dan confidence untuk melakukan produksi meskipun pasarnya pemulihan pasarnya belum mengejar economic scale yang terlalu menguntungkan bagi perusahaan dalam jangka pendek,” tutup Shinta.
Selanjutnya: Penyerapan anggaran program PEN capai Rp 304,6 triliun hingga akhir September
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News