Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Roeslani menilai, pelaku usaha tidak dalam kondisi wait and see dalam beberapa waktu terakhir, khususnya sebelum pemilu digelar.
Rosan berpendapat, banyak pengusaha yang memilih untuk tidak mengembangkan bisnisnya lantaran lemahnya permintaan. "Dunia usaha itu sebenarnya tidak wait and see, tetapi demand-nya flat, bagaimana kita bisa ekspansi," ujarnya, Selasa (24/4).
Dia menerangkan, lemahnya permintaan ini disebabkan berbagai pengaruh global seperti perang dagang antara China dan Amerika Serikat, melemahnya pertumbuhan ekonomi berbagai negara dan lain sebagainya.
Menurutnya, bila perekonomian negara seperti China, Amerika Serikat hingga Eropa melambat, maka pengaruhnya sangat besar pada Indonesia, dimana negara-negara tersebut merupakan negara tujuan ekspor terbesar Indonesia.
Lemahnya permintaan global pun akan berpengaruh terhadap kinerja ekspor Indonesia. Apalagi, Indonesia juga masih mengandalkan ekspor komoditas. Karena itu, Rosan berpendapat, Indonesia harus bergerak membangun industri manufaktur.
"Kita harus membangun industri manufaktur, karena selama ini muncul deindustrialisasi. Bukan tidak tumbuh, tetapi masih di bawah pertumbuhan GDP," tuturnya.
Melihat kinerja ekspor yang masih terkendala, Rosan memandang investasi dapat menjadi tumpuan pertumbuhan ekonomi. Adanya euforia pasca pemilu menurut Rosan harus dimanfaatkan, khususnya karena banyak aliran dana yang masuk ke Indonesia melalui portofolio.
Sementara, adanya perang dagang juga mengakibatkan relokasi industri yang seharusnya bisa dimanfaatkan Indonesia. Akan tetapi, banyak investor memilih negara lain selain Indonesia.
"Investasi beralih ke ASEAN, kita itu bontot untuk mendapat limpahan investasi, karena lebih masuk ke Vietnam, Thailand, Malaysia. Mereka menikmati relokasi industri dari China. Kita dan dunia usaha selalu berkomunikasi dengan pemerintah, supaya bagaimana ini menjadi optimal," terang Rosan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News