Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Shinta Widjaja Kamdani memperkirakan pada kuartal III-2021 ekonomi dalam negeri masih akan berlanjut pada zona positif. Prediksi dia, pada periode Juli-September 2021 ekonomi tumbuh 5% year on year (yoy).
Prediksi Shinta lebih pesimistis dibandingkan proyeksi pemerintah yang berhadap ekonomi bisa tumbuh di kisaran 5,8% hingga 7% year on year (yoy) pada kuartal III-2021. Angka tersebut melonjak dari realisasi kuartal III-2020 minus 3,49 yoy.
“Tetapi pertumbuhannya sepositif apa kita belum tahu krn sangat tergantung pada pengendalian pandemi dan kebijakan yang diambil pemerintah saat ini,” kata Shinta kepada Kontan.co.id, Senin (14/6).
Shinta menekankan, ekonomi bisa tumbuh 5% pada kuartal III-2021 asalkan pemerintah mengeluarkan kebijakan yang kondusif terhadap pemulihan dan normalisasi kegiatan ekonomi. Termasuk pengendalian pandemi yang baik dan lancar, stimulus difokuskan untuk menggerakkan sektor riil, investasi dan ekspor digencarkan.
Baca Juga: Lonjakan kasus Covid-19 perberat pencapaian target pertumbuhan ekonomi kuartal II
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, lonjakan kasus virus corona dalam beberapa hari terakhir dapat mempengaruhi pemulihan ekonomi baik di kuartal II-2021 maupun kuartal III-2021.
Sebab, Covid-19 akan menghambal mobilitas masyarakat yang ujungnya berdampak terhadap konsumsi rumah tangga.
Sri Mulyani memprediksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2021 berkisar 7,1% hingga 8,3% year on year (yoy). Sementara sepanjang tahun ini ditargetkan berada di rentang 4,5% sampai dengan 5,3% yoy.
“Ini seiring kenaikan Covid-19 harus hati-hati terutama proyeksi upper bound di 8,3%. Kuartal II kita berhadap terjadi pemulihan kuat, namun Covid-19 pada minggu kedua Juni akan mempengaruhi koreksi ini. Kalau Covid-19 bisa menurun, masih bisa berharap,” kata Sri Mulyani saat Rapat Kerja bersama Komisi XI DPR RI, Senin (14/6).
Ia menyebutkan, pada Juni ini akan menentukan posisi pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021. Sebab, pada April-Mei 2021, Sri Mulyani meyakini akan melonjak karena dibandingkan April-Mei 2020, basis ekonomi saat ini jauh lebih tinggi.
Sebab, pada Ramadan dan Lebaran tahun ini aktivitas ekonomi jauh lebih menggeliat daripada tahun lalu.
“Kalau menurunkan Covid-19 harus melakukan pembatasan, maka proyeksi ekonomi akan terkoreksi. Ini trade off yang dihadapi pada bulan-bulan ini,” imbuh Sri Mulyani.
Selanjutnya: BI: Lonjakan kasus Covid-19 ganggu pertumbuhan ekonomi dan stabilitas sistem keuangan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News